2

4.3K 288 53
                                    

"Telat banget, Pa." Sungchan yang baru saja membukakan pintu untuk Papa-nya pun menyambut dengan celetukan kecil, kemudian berbisik, "Adek marah tuh."

Jung Jaehyun menghela napas berat, melepaskan sepatu dan menggantinya dengan sandal rumahan. "Papa nggak tau bakalan selama itu," katanya, lalu memasuki rumah, mendapati si kecil Beomgyu yang duduk diam dengan kepala menunduk sambil mengunyah cookies-nya. Sudah sangat menjelaskan kalau anaknya sedang merajuk.

Mendapati wajah lelah Jaehyun membuat Sungchan tidak tega, jadi ia hanya diam.

Jaehyun lantas mendekati Beomgyu yang berada di ruang tengah. Pria itu bersimpuh di hadapan sang anak, mencoba menemukan wajah sang anak yang mencoba menghindar dari tatapannya.

"Maafin Papa ya, Adek? Tadi ada rapat mendadak, jadi Papa gak bisa pulang tepat waktu," ucapnya dengan nada sehalus mungkin, bahkan tak ragu untuk memohon agar anak kecil berusia 15 tahun itu mau memandang matanya lagi.

"Hm..?"

Rasa kesal Beomgyu dengan mudahnya menghilang. Anak itu bukan tipe pemarah sebenarnya. Ia akhirnya mengangguk dan menatap wajah Papa-nya sembari tersenyum tipis. Tangannya terulur secara perlahan-lahan dan tampak sedikit ragu, mengelus pipi Jaehyun yang terlihat pucat karena kelelahan.

"Boleh peluk?" kata Jaehyun, meminta persetujuan.

Beomgyu mengangguk lagi. Lantas, Jaehyun menaikkan sedikit tubuhnya, mencapai sang anak, dengan perlahan membawanya ke dalam rengkuhan.

"Cium?"

Lagi, Beomgyu menjawab dengan anggukan kepala. Ia pun mendapat kecupan hangat di sebelah pipinya lalu dipeluk lagi. Dagunya pun bersandar nyaman di pundak sang Papa sambil memejamkan mata.

Diam-diam Jaehyun mengembuskan napas dengan raut wajah sedih. Harus seperti ini, Beomgyu tidak bisa menerima sentuhan fisik secara tiba-tiba atau dia akan histeris ketakutan. Sudah lima tahun berlalu, kondisi mental Beomgyu benar-benar tidak bisa diubah. Di hari pertama, ia dan Sungchan menemukannya, Beomgyu dibawa ke rumah sakit karena jatuh pingsan. Anak itu divonis menderita hipotermia akibat  terlalu lama berada di luar pada musim dingin, tulang lengan kanannya retak. Ada banyak bekas luka di tubuhnyaㅡbegitu pula dengan punggungnya. Jaehyun bahkan tidak sanggup membayangkan apa yang sudah Beomgyu alami selama mereka berpisah.

Tak sampai di situ, dua hari dirawat, Sungchan mengatakan pada Jaehyun kalau Beomgyu tidak bisa duduk dengan normal, beberapa kali ia merintih kesakitan di area bawah. Setelah dilakukan pemeriksaan berlanjut, terbukti kalau Beomgyu mengalami pelecehan seksual. Analnya dimasuki sesuatu secara paksa hingga meninggalkan luka sobek dan terpaksa melakukan operasi.

Saat itu, Jaehyun benar-benar tidak ada uang. Ia dan Sungchan tinggal di sebuah kamar yang disewa perbulan. Tabungannya menipis, dan pekerjaannya menjadi tukang bangunan tidak mendapat gaji yang cukup untuk membayar pengobatan Beomgyu.

Tapi, semua itu sudah berlalu. Perjuangan keras Jaehyun meminjam uang kepada teman serta bosnya, dan mati-matian menutupnya selama bertahun-tahun agar tidak ada masalah lagi pada akhirnya membuahkan hasil. Setidaknya, Beomgyu tidak takut lagi padanya seperti dahulu. Ia masih mau bersentuhan dengan Jaehyun dan Sungchan, bahkan melakukan beberapa kegiatan bersama. Tapi, Beomgyu tidak akan mau berinteraksi dengan orang asing. Jangankan melakukan kontak fisik, bicara saja ia takut.

Kini, mereka bisa membeli sebuah rumah setelah Jaehyun diberi kenaikan pangkat oleh bosnya. Ia diberi kesempatan untuk ujian mengejar sertifikat arsitek dan telah memiliki kantor sendiri. Bagi Jaehyun, saat anak-anaknya tidak merasakan kekurangan apapun, ia sudah merasa sangat cukup. Asal Sungchan dan Beomgyu tetap bersama dengannya.

We Are Family ❥ Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang