13

2.9K 266 33
                                    

Tengah hari, Sungchan dan Jeno telah sampai di pusat perbelanjaan kota. Kini, keduanya sedang berkeliling untuk mencari-cari hadiah yang cocok untuk diberikan kepada Jaemin, serta Renjun.

"Kak." Sungchan memanggil, Jeno yang di sebelahnya hanya balas dengan lirikan mata. "Kak Renjun, saudara kembarnya Kak Jaemin tuh sukanya apa? Gue belum pernah ketemu soalnya," katanya ragu.

"Hm," Jeno berdeham dan berpikir sambil melanjutkan langkahnya. Matanya mengitari segala sisi. "Dia suka gambar komik. Jadi, kesukaannya di situ."

"Woah, keren. Komikus," ucap Sungchan kagum. Sementara Jeno berusaha untuk menggali-gali ingatannya agar ia tahu apa yang bisa dibelinya untuk Renjun.

"Moomin." Jeno menjentikkan jarinya. "Jaemin bilang Renjun suka banget sama Moomin."

"Oh, karakter kudanil itu." Sungchan mengangguk-anggukan kepalanya.

Jeno mengernyitkan dahi, "Kudanil?"

"Kata Adek, Moomin itu peri, tapi ga ada sayapnya. Jadi gue pikir itu kudanil."

Jeno tertawa pelan, akhirnya ada yang satu pemikiran dengannya. Ia pun kemudian merangkul pundak Sungchan yang masih memasang wajah polos kemudian berbisik, "Asal lo ngga bilang aja di depan Renjun gitu."

Sungchan memerhatikan tumpukan boneka beruang di rak saat Jeno sedang melihat-lihat boneka yang lebih besar di rak satunya. Ada yang warna putih, sampai coklat pastel dengan pita di leher. Sungchan jadi tertarik untuk membelinya. Boneka beruang tersebut mengingatkannya pada kembarannya. Beomgyu dan boneka beruang adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan!

Ia tersenyum sembari melirik harganya yang tertera. Gapapa, masih ada waktu buat ngumpulin uangnya. Sungchan mengangguk mantap. Ia sudah bertekad akan menabung untuk membeli salah satu boneka sebagai hadiah ulang tahun mereka nanti.

Beberapa jam mengitari pusat perbelanjaan, akhirnya mereka pulang. Jeno membawa dua paper bag coklat yang cukup besar, sedangkan Sungchan hanya satu yang ukurannya lumayan kecil. Lelaki Jung itu hanya membeli aksesoris.

Ada banyak yang Jeno beli ternyata. Sungchan ingat Jeno mengambil satu set piyama warna abu-abu, dua hoodie dan dua pasang sepatu dengan warna yang berbeda. Ia juga membeli boneka kelinci warna merah muda yang ukurannya besar.

Sungchan pikir itu semua untuk Jaemin dan Renjun, namun ternyata yang dibungkus kado oleh Jeno hanya beberapa saja. Sisanya tetap berada di dalam paper bag.

"Hoodie-nya satu buat Renjun. Piyama, sepatu sama gelang buat Jaemin," kata Jeno menjelaskan. "Sisanya buat Bubu gue."

Sungchan berkedip-kedip, mungkin yang dimaksudkan itu Ten. "Oh, Pak Guru."

"Bukan." Jeno langsung menjawab cepat. "Lo pikir dia orang tua gue?" katanya tak senang.

Sungchan berkedip-kedip, merasa kebingungan dan gugup. "Lho, bukan?" gumamnya, tak enak. "Gue ngga tau, Kak. Maaf, gue pikirㅡ"

"Bukan. Daddy nikah sama dia sehabis cerai sama Bubu gue," kata Jeno dengan cepat.

Tidak perlu ditanya lagi, dari nada suaranya sudah menjelaskan kalau Jeno tidak suka membahas masalah itu. Sungchan menunduk, "Maaf."

Melihat itu, Jeno memejamkan mata dan mengatur nada suaranya lagi. "Abis ini mau kemana?"

Sungchan melirik ponselnya sebentar. "Jemput Adek."

Tepatnya setelah pulang sekolah, Minhyung mampir ke bengkel, tempat di mana ia bekerja paruh waktu. Ia mengambil sepeda Sungchan yang telah selesai diperbaikinya kemudian mengantarnya ke kediaman Johnny dan Ten.

We Are Family ❥ Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang