"Hah? Dia bilang gitu?"
"Iya." Jaehyun menjawab sembari menganggukkan kepala dengan mulut yang masih menyantap makan siangnya, balasan singkat dari pertanyaan Mingyu―yang entah mengapa menunjukkan ekspresi terkejut.
"Terus gitu jawaban lu?" tanya Mingyu lagi, dengan ekspresi kaget dan tak percaya.
Tanpa ragu, meski wajahnya terlihat kebingungan, Jaehyun menjawab, "Iya. Kan ngga salah."
"Goblok, anjir." Mingyu mengumpat, lalu menghela napas kasar sambil menyandarkan punggung di kursj. "Itu fix, dia suka sama lo!" ujarnya menjelaskan.
Tapi, Jaehyun tak sedikitpun bereaksi sesuai dengan apa yang Mingyu bayangkan. Pria duda itu hanya tergelak lalu menyesap air putihnya, tak percaya. "Suka gimana? Kan cuman ngajak temenan," kilahnya.
Oh, Mingyu semakin frustasi karenanya. "Iya, memang. Tapi, ini kan konteksnya dia mau deket sama lu, dari temenan," balas Mingyu dengan penuh penekanan.
"Ah, sok tau. Ntar dia memang pure mau temenan doang."
"Itu udah fix!" seru Mingyu menggebu-gebu, berusaha untuk terlihat meyakinkan agar pikiran Jaehyun sedikit terbuka. "Fix, dia naksir lu, Jung Jaehyun. Pegang kata-kata gue."
Sekali lagi, Jaehyun tidak menunjukan reaksi apapun selain senyuman geli sambil melirik ke arahnya.
"Kalo lu masih ngga percaya, ajak dia nge-date malam minggu ini. Kita lihat reaksinya gimana."
"Nge-date apaan?" Jaehyun yang baru saja menyelesaikan makannya lantas mengernyitkan dahi mendengar ide tak masuk akal dari teman kerjanya itu, lalu mengusap sudut bibir menggunakan tisu.
Mingyu membalas dengan enteng, "Ya, apa kek. Keluar, jalan-jalan, makan, nonton, yang penting berdua."
"Kalo gitu ntar gue dianggap ngasih harapan ke dia," tolak Jaehyun.
"Lah, memang lu ngga mau?" balas Mingyu menantang. "Spek Kak Taeyong kek manusia separuh dewa gitu. Dia ngga jahat juga kan, lu bilang?"
Jaehyun spontan menggeleng. "Ngga. Baik banget malah."
"Nah, kenapa ngga coba aja dulu?" Mingyu memberikan sebuah ide yang pantas untuk dicoba. Dengan senyuman miring, pria itu mencondongkan tubuhnya lagi ke hadapan meja. "Anggap aja, coba-coba. Kalo lu naksir, ya lanjut, kalo ngga yaudah sih bakal gue gas lagi lu-nya."
"Kampret."
"Udah, coba telpon Kak Taeyong. Cepetan!" perintah Mingyu seolah-olah tak bisa diganggu gugat. Diikuti satu tangannya mendorong ponsel Jaehyun yang kebetulan berada di atas meja.
"Maksa banget lu, mantan buaya darat."
❦
"Liat apa?" tanya Mark. Lelaki muda itu baru saja selesai membantu Yuta membereskan gudang belakang rumah. Ia menghampiri Renjun yang sedang duduk di ayunan dekat pintu rumah, melihat ipad-nya. Kebetulan sekolahnya hari ini pulang cepat, jadi sebelum pergi bekerja paruh waktu, ada baiknya Mark pergi membantu Yuta. Lumayan dapat uang jajan untuk seminggu sebagai imbalan.
Mark duduk di sebelah saat Renjun menunjukkan ipad dan menjawab, "Ini ada lomba menggambar di alun-alun kota hari Minggu nanti. Lumayan tau hadiahnya, Kak."
Yang lebih tua melihat ipad tersebut. Terpampanglah sebuah poster yang menginformasikan tentang lomba menggambar untuk anak-anak. Akan ada hadiah besar untuk 3 pemenang, dan juga voucher gratis makan es krim di sebuah Kafe yang baru saja buka.
"Hm, bagus juga." Mark tersenyum kecil. Di benaknya pun muncul seseorang. "Ajak Beomgyu, yuk? Dia kan juga jago menggambar," katanya kemudian.
"Eh, memang dia mau?" Mata Renjun mengerjap penuh harap. "Aku juga kepikiran Beomie, tapi takut. Kan pasti di sana rame, nanti Beomie ngga nyaman," balas Renjun bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Family ❥ Jung Fams
FanfictionJung Jaehyun x Lee Taeyong [Jaeyong] ❁➣ Di penghujung jalan, ketika kau menemukan sebuah tempat yang aman untuk beristirahat, merengkuhmu dengan hangat kala lelahnya menghadapi kejahatan dunia, itulah yang disebut dengan keluarga. Dan ya, kata siapa...