6

3.5K 292 33
                                    

"Permisi, Ten?"

"Iya."

"Saya Jaehyun, yang menelpon kemarin."

"Oh." Ten tersenyum lebih lebar lagi demi memberi sambutan hangat pada tamunya dan memiringkan kepala agar dapat melihat dengan jelas anak kecil yang sedang bersembunyi di belakang punggung lebar sang Ayah. "Hai, Beomgyu. Nama saya Ten, tapi Beomgyu bisa panggil Pak Guru ya mulai sekarang?" katanya dengan sikap yang ramah.

Beomgyu dengan takut-takut mendongakkan kepala, melihat pria manis yang berada di depan pintu lalu berkedip beberapa kali. Respon yang dapat Ten duga.

Sejak mendapat kontak Ten, Jaehyun segera menghubunginya, membicarakan beberapa hal yang penting mengenai Beomgyu dan pelajarannya sehari-hari sebelum akhirnya setuju untuk mencoba. Ten sudah tau tentang kondisi Beomgyu, Taeyong juga menceritakannya. Anaknya memang sangat penakut, terlihat jelas seperti sekarang ini. Seminggu kemudian, barulah mereka memutuskan untuk bertemu.

Ten kemudian berjongkok, mengulurkan sebelah tangannya pada remaja jelita tersebut, "Nggak mau kenalan sama saya?"

Beomgyu langsung mendongak, kali ini menatap Jaehyun untuk meminta persetujuan dan apa yang harus ia lakukan. Karena ia hanya percaya dengan Papa-nya, kalau Jaehyun bilang aman, berarti itu artinya tidak apa-apa.

Jaehyun lantas mengangguk pelan sebagai respon. Sebelumnya sudah diberitahu kalau Beomgyu akan diajari oleh Ten tentang pelajaran sehari-hari seperti biasanya. Ia juga sudah memberitahu kalau pria bernama Ten ini sangat baik dan akan mengajarinya dengan perlahan, tidak seperti guru yang sebelumnya.

Barulah, Beomgyu keluar dari tempat persembunyiannya dan mengulurkan jemarinya sampai ke tangan Ten secara perlahan-lahan. Pria itu mengelus jarinya dengan lembut dan tersenyum lebih manis lagi. Terlihat tidak ada aura jahat darinya, Beomgyu mulai kehilangan sedikit rasa takutnya.

"Ha-halo. Nama saya Jung Beomgyu."

"Beomgyu suka belajar apa?" tanya Ten penasaran.

"Seㅡseni rupa." Beomgyu menjawab setelah terdiam beberapa detik.

"Keren. Saya juga suka seni. Mau lihat karya saya, nggak? Ada lukisan juga," tawar Ten.

Beomgyu menganggukㅡmeski masih terlihat meraguㅡmasih dengan jemarinya yang berada di genggaman Ten. Pria cantik bertubuh mungil itu bangkit, menuntunnya masuk ke dalam bangunan sederhana dengan nuansa putih krim dan coklat pastel yang disebut sebagai rumah.

Sementara Jaehyun mengikuti dari belakang. Menyaksikan bagaimana Ten berusaha menarik perhatian Beomgyu agar merasa nyaman dan mau belajar bersama. Ten menunjukkan sebuah vas dari tanah liat yang tersusun di sebuah rak dekat dinding ruang tengah. Di sisinya juga terpajang beberapa lukisan berbeda dari cat air dengan bingkai segi empat. Lukisan-lukisan yang berbeda corak dan warna itu berhasil menarik perhatian Beomgyu hingga mata bundarnya berbinar cerah.

Saat ia mendapati si anak yang tak lagi menunjukkan guratan sedih ataupun ketakutan, Jaehyun merasa lega bukan main. Ten memang guru yang baik, ia pikir. Beomgyu mulai merasa antusias menatap setiap lukisan dan sesekali menunjukkan senyum kecilnya kala pria itu menjelaskan. Ten benar-benar pria yang ramah dan bisa membuat orang baru nyaman di sekitarnya.

Beomgyu lalu kembali ke sang Papa manakala dirinya dipanggil.

"Belajar yang bener, ya? Nanti sore Kakak jemput," ucap Jaehyun lembut seraya mengelus kepala sang anak sebagai tanda pamit untuk dirinya pergi bekerja sekarang. Beomgyu mengangguk sebagai jawaban.

Jaehyun bangkit, menatap ke arah Ten. "Saya titip Beomgyu, ya?"

"Iya." Ten membalas senyum.

"Dadah, Papa~" Beomgyu melambaikan tangannya dengan senyuman kecil.

We Are Family ❥ Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang