35

1.4K 203 64
                                    

Flashback dulu ya xixixi

Ini masih hari yg sama di part sebelumnya :)

―――――



"Ayah, jangan. Adek ngga mau―hiks. Sakit―hiks―Ayah, Adek ngga bisa jalan."

Mata Beomgyu menangkap bayangan pria jahat yang dipanggilnya dengan sebutan Ayah itu menyeringai lebar. Tangan-tangan pria itu bergerilya di kedua kakinya, menyapu kulitnya bersamaan dengan kecupan-kecupan ringan di surainya. Beomgyu merinding. Ia tahu apa yang akan terjadi, apa yang diinginkan Ayah tirinya, dan ia berusaha menolak.

"Ngga. Ngga sakit kok kali ini. Adek mau apa? Nanti Ayah beliin."

Mata Beomgyu terpejam. Tangan kecilnya menahan tangan besar Ayahnya kuat-kuat meski itu tidak mempan. Air matanya mengalir deras. "Papa. Adek mau Papa," pintanya pelan.

Beomgyu kecil meremat pergelangan tangan Ayahnya saat pria itu mengangkat dagunya dengan kasar. Isak tangisnya pun kian menguat. Papa, tolong... Adek takut. Tubuhnya semakin gemetar hebat. Ayah tirinya mulai menciumi leher si kecil manis itu.

"Papa? Tapi, Papa kamu ngga mau sama kamu, sayang. Dia udah buang Adek sama Mama ke Ayah."

Bohong.

"Papa kamu ngga pernah sayang sama kamu. Buktinya dia ngga dateng buat jemput kamu dari kemaren-kemaren?"

Itu bohong. Ini hanya mimpi.

Perlakuan lembut itu seketika berubah manakala Beomgyu menggeleng keras, dan sebuah tamparan kuat mendarat pada sebelah pipinya. Panas dan perih. Begitu kuatnya sampai kepalanya menoleh. Kemudian tubuhnya dibanting ke lantai.

"Papa, sakit..."

Bangun, Beomgyu. Bangunlah.

Kepalanya mendongak, pandangannya mengabur berkat air mata yang terus merembes. Rambut Beomgyu dicengkeram kuat-kuat. "Papa kamu jahat, Adek. Orang yang sayang sama kamu itu cuman Ayah, makanya nurut ya sayang."

Pembohong. Orang itu pembohong.

Teriak. Beomgyu berteriak kuat saat orang itu melakukan hal yang sama dengannya beberapa waktu lalu. Sesuatu yang kasar hingga area bawahnya terasa sangat perih. Kakinya menegang. Kedua tangannya ditahan di atas kasur.

"Udah, udah. Sakit, tolong, Papa!"

"Mana Papa kamu? Haha, ngga ada yang sayang sama kamu selain Ayah, Jung Beomgyu."

Teriakan Beomgyu semakin melengking setiap orang di atasnya itu bergerak, mengirimkan rasa sakit bertubi-tubi seolah tak mengenal belas kasih.

"Ayah, ampun. Ampun! Udah. Ayah, udah! Sakit!" Pria itu membungkam bibir Beomgyu dengan kasar. Menggigit benda lembab itu hingga mengeluarkan darah segar.

"Sial―enak banget! Kamu cuman milik Ayah. Paham? Anak lonte gue yang cantik."

Beomgyu, bangun. Ini hanya mimpi. Ayo, bangunlah.

Beomgyu anak Papa. Cuman anak Papa.

Mata Beomgyu terbuka dengan lebar setelahnya. Bayangan dari masa lalu mengerikan itupun seketika buyar, meninggalkan pikirannya yang kalut dan tubuh yang gemetar. Ia kembali pada kenyataan, kemudian mendudukkan diri di atas kasur.

Kepalanya menoleh ke sekitar. Mendapati dirinya masih berada di kamar. Ada Sungchan yang masih terlelap di kasur miliknya. Beomgyu pun menghela napas panjang.

Ia bangun, keluar dari kamar dan berjalan mencari Jaehyun. Ketika sampai di kamar Papa-nya, ia mendapati pintu telah terbuka. Sosok yang dicarinya tidak ada di dalam.

We Are Family ❥ Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang