3

3.6K 318 30
                                    

Pintu rumah tiba-tiba diketuk pagi-pagi sekali, membuat Jaehyun mengeratkan pelukannya pada tubuh Beomgyu yang berada dalam gendongan sambil berjalan ke pintu untuk dibuka.

"Iya?"

Seorang pria berwajah tampan sekaligus cantik berdiri di depan pintu, memegang sebuah piring yang berisi kue dan potongan buah mangga. "Paㅡpagi," ucapnya gugup, mungkin karena kondisinya yang sedang kesulitan. Pria itu meneguk ludah. "Saㅡsaya tetangga baru. Jadi, mau ngasih ini. Nama saya Taeyong."

"Oh iya, nama saya Jaehyun, silakan masuk dulu." Jaehyun memundurkan langkah dari pintu, mempersilakan pria bernama Taeyong itu masuk ke rumahnya.

"Eh, nggak usah. Lagi sibuk keliatannya. Cuman mau ngasih ini aja," kata Taeyong menolak dengan halus.

"Gapapa, masuk aja, minum dulu. Anak saya memang lagi sakit, jadi nggak bisa dilepas."

Akhirnya, Taeyong yang tidak enakan memilih untuk masuk ke dalam rumah Jung itu. Matanya menatap ke seluruh penjuru, rumah yang tidak seberapa luas, terlihat sangat sederhana dan hangat. Ia mendapati nama Jung Sungchan dan Jung Beomgyu dari ukiran kayu di dinding rumah pada ruang tengah.  Ah, itu anaknya ya...

Taeyong lalu melihat di dinding sekitar rumah yang berwarna kuning dan putih gading, namun terdapat beberapa lukisan dari cat air sebuah pemandangan sungai dengan rumah kecil di sisinya. Ini bagus sekali, pikirnya takjub.

Taeyong kemudian meletakkan buah tangan yang ia bawa ke atas meja makan, melirik beberapa lembaran koran yang berserakan beserta sebuah pena di sana. Sementara Jaehyun yang masih menggendong Beomgyu tiba-tiba berlari dengan tergesa ke kamar mandi. Detik berikutnya, Taeyong bisa mendengar suara seseorang yang sedang batuk dan muntah dari tempat tersebut, terdengar sangat memilukan sampai ia sendiri meringis.

Sakitnya parah?

Tak lama, seorang anak laki-laki keluar dari kamar dengan ekspresi kagetnya, tapi ia berhenti melangkah ke kamar mandi usai melihat Taeyong. "Siapa, ya?"

"Hmm, saya tetangga baru. Mau ngasih kue sama buah." Taeyong menunjuk ke piring yang ia bawa dan tersenyum canggung.

"Oh ... Maaf ya, adek saya lagi sakit." Sungchan tersenyum ramah, lalu berjalan ke dapur. "Mau kopi? Biar saya buatkan. Oh, nama saya Sungchan."

"Nggak usah, Sungchan. Panggil aja Om Taeyong, ya? Om tinggal di dekat toko kecil yang jual buah sama sayur itu."

Namun, Sungchan tetap menuangkan segelas kopi dari mesinnya dan meletakkannya di atas meja makan. "Ohh, saya tau. Saya sering beli buah di sana." Kemudian kembali untuk membuat susu.

"Kamu masih SMP?" tanya Taeyong setelah berterima kasih dan mencicipi kopi yang diberikan.

"Iya. Ini tahun terakhir." Sungchan ikut duduk di sebelah Taeyong, meletakkan satu gelas, sebuah botol minum khusus yang berisi susu hangat dan segelas kopi lainnya di atas meja makan.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka berhasil membuat mereka berdua menoleh, menemukan Jaehyun yang bertelanjang dada, menggendong Beomgyu dan menutupi seluruh badan anaknya dengan handuk putih sambil keluar dari sana, melangkah cepat menuju kamar sang anak.

Hampir saja ia tersedak karena terkejut mendapati punggung lebar dan kokoh itu. "Adek sakit apa?" tanya Taeyong.

"Demam. Adek memang sering sakit kalo lagi musim dingin, makanya Papa nggak bisa kerja dulu buat hari ini," kata Sungchan lalu meminum susunya.

"Kamu sekolah? Mau Om anter?" tawar pria cantik itu.

Sungchan menggeleng pelan. "Nggak usah, Om. Saya biasanya naik sepeda ke sekolah."

We Are Family ❥ Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang