Bab 2

62 46 37
                                    

Hai guys, Gimana kabarnya?? Sehat selalu tentunya kan??

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini.

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Huwaa, ganteng banget sih,”

Berlin tengah duduk di pinggir lapangan, tentunya menonton Nathan yang tengah bermain basket bersama teman-temannya, yang paling Berlin tau adalah Aji, teman dekat Nathan, Berlin banyak dapat informasi tentang Nathan dari Aji, Aji orang nya juga a...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlin tengah duduk di pinggir lapangan, tentunya menonton Nathan yang tengah bermain basket bersama teman-temannya, yang paling Berlin tau adalah Aji, teman dekat Nathan, Berlin banyak dapat informasi tentang Nathan dari Aji, Aji orang nya juga asyik gak toxic.

“Bel, Lo gak takut apa kalo ntar Nathan jadian sama Mawar?” Ucap Renata yang tengah membuka kaleng minuman.

“Tau tuh, pdkt dah 2 tahun lebih gak pernah jadian kalian berdua” sambung Jessy.

“Huh,” Berlin menghela napas berat “Yah gimana, Nathan nya gak pernah nembak gue, gue juga udah usaha, kode terus tapi gak pernah peka dia” Berlin menunduk.

“Sabar besti” Jessy mengusap perlahan Punggung Berlin.

“Nih! Renata menyodorkan minuman kaleng tepat di depan Berlin, tanpa ragu Berlin pun meminumnya.

“BEL, LIAT BEL!!!” Jessy menunjuk ke arah Nathan.

“Uhuk,” mata Berlin langsung tertuju pada sosok cowok yang tengah berdiri di lapangan.

“Tuh kan, gue bilang juga apa! Lo sih kelamaan, liat si Mawar nempelin Nathan terus.”

“Dah, gue mau ke kelas duluan,” Berlin langsung berdiri bergerak meninggalkan teman-temannya.

“Eh bel,” ucap Jessy.

Berlin tak menghiraukan dan terus berjalan meninggalkan lapangan.

Nathan sempat menoleh ke arah Berlin.

“Gue duluan,” Nathan pun bergegas menyusul Berlin.

“Berlin!!” suara itu jelas sekali terdengar di telinga Berlin.

PRIVAT WEDDING [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang