Bab 7

36 35 16
                                    

Hai guys, Gimana kabarnya?? Sehat selalu tentunya kan??

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini.

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sayang!!” Terdengar suara dari luar, di iringi dengan beberapa ketukan pintu yang pelan.

Andre pun berjalan mendekati pintu, kemudian membuka nya. Terlihat wanita cantik kini tengah berdiri menatap Andre dengan tersenyum terukir di wajahnya.

Secepat kilat wanita itu mendekati Andre, mendekap tubuh milik Andre dengan erat, wanita itu hanya memiliki tinggi sebahu Andre saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secepat kilat wanita itu mendekati Andre, mendekap tubuh milik Andre dengan erat, wanita itu hanya memiliki tinggi sebahu Andre saja.

“Aku kangen banget sama kamu sayang,” ucapan pertama yang keluar dari mulut wanita itu.

“Iya aku juga” Andre mengusap perlahan punggung pacarnya, kemudian memberikan kecupan hangat di sekitar pucuk kepala Aurel.

Maafin aku sayang, sepertinya aku sudah mengecewakan kamu, aku harap setelah ini hubungan kita akan tetap seperti biasanya, aku sangat berharap. Batin Andre.

 ❤️❤️❤️

Berlin dan Nathan pun berjalan memasuki rumah sakit, melewati lobby rumah sakit menuju kamar mamanya Nathan. Mereka saat ini sudah berada di lantai 4, sebelumnya mereka sudah menaiki lift.

Berlin tampak sedikit gugup, ntah apa yang membuat nya gugup, dia sudah seperti itu sejak turun dari mobil tadi.

“Bel,” Nathan menghentikan langkah nya, beralih menatap Berlin sambil memegangi bahu Berlin dengan tangan nya.

Berlin yang tadi nya merunduk kini beralih menatap Nathan yang berada di hadapan nya.

“Kenapa?” ucap Nathan

Berlin hanya menggeleng, dirinya kini benar-benar terlihat gugup sekali.

“Ayok, gak usah gugup, nyokap gue baik kok,” ucap Nathan yang kemudian tersenyum.

Berlin pun mengangguk pelan, namun tetap tingkah gugup nya masih jelas terlihat.

“Ayok!” Nathan pun menggandeng tangan Berlin, menuntun nya untuk berjalan.

PRIVAT WEDDING [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang