Bab 13

33 30 8
                                    

Hai guys, Gimana kabarnya?? Sehat selalu tentunya kan??

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini.

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu berlalu, dalam beberapa jam saja, Berlin dan Andre sudah resmi menjadi suami istri. Mereka melangsungkan pernikahan sederhana di rumah baru yang di beli keluarganya, di kota yang akan mereka tempati nanti. Saat ini mereka memilih menginap di hotel, karena rumah mereka akan di renovasi sesuai keinginan Berlin dan juga Andre. Saat ini mereka berada di luar kota, Sabtu tadi siang mereka berangkat, rencana mereka kembali adalah sore Minggu besok.

Berlin duduk termenung di ranjang, sesekali dia melirik room chat nya dan juga Nathan. Selamat tinggal Nathan, batin Berlin.

Berlin pun beranjak dari duduknya, beralih menuju balkon, memilih duduk santai menikmati bintang malam yang bersinar terang di antara gelapnya langit malam. Pemandangan kota jelas terlihat dari tempat ia duduk saat ini. Kilauan lampu yang terlihat kecil, gedung-gedung yang menjulang tinggi, juga taman bermain kota yang penuh dengan lampu warna-warni, rencananya ia ingin sekali ke sana suatu saat nanti.

“Bel!” suara langkah kaki terdengar berjalan ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bel!” suara langkah kaki terdengar berjalan ke arahnya.

Berlin berbalik menatap Andre yang berdiri di dekat pintu, hanya mengenakan handuk selutut.

Mulut Berlin ternganga sejenak, sadar akan itu bergegas Berlin menutupnya kembali. Berlin yakin sekali saat ini wajahnya sudah merah padam akibat malu.

“I-ya” akhirnya suara Berlin keluar juga setelah beberapa kali gagal keluar dari kerongkongan nya.

“Mandi gih, bathub nya udah aku isi air hangat,”

“I-ya ini-mau mandi,” bergegas Berlin beranjak dari duduknya, melewati Andre tanpa menoleh, berlari kecil ke arah kamar mandi.

“Lah! Kenapa tuh anak?” Andre pun ikut masuk, kemudian menutup kembali pintu kaca menuju balkon. Menggeser gorden agar menutup sepenuhnya kaca transparan itu.

PRIVAT WEDDING [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang