Bab 3

55 47 32
                                    

Hai guys, Gimana kabarnya?? Sehat selalu tentunya kan??

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini.

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Harum nya” Berlin menjatuhkan diri, duduk nyaman dikursi ruang makan.

“Iya dong, Kakak yang masakin” Aurel pun datang dengan makanan di tangan nya.

“Aku bantu,” Andre bergegas mengambil makanan di tangan Aurel, menaruhnya perlahan di meja. Aurel hanya tersenyum melihat sikap Andre yang sangat perhatian. Sangat serasi, batin Berlin.

“Makan sayang,” perempuan cantik itu tampak memegangi piring, tentu saja tengah menyajikan makanan untuk Berlin yang terlihat sudah tidak sabaran.

“Berlin sayang kakak,” Berlin yang tadinya duduk kini beranjak memeluk Aurel, perempuan cantik itu sangat pengertian, siapa yang tidak nyaman jika berada di dekatnya.

“Sama Kakak gak sayang?” Andre sepertinya cemburu karena adiknya sejak tadi hanya memperhatikan Aurel saja.

“Hehe, sayang dong, kakak yang paling Berlin sayang setelah mama dan papa.” Masih di pelukan Aurel namun menoleh ke arah Andre yang tengah duduk di samping mereka. Tangan lembut Aurel mengusap pelan punggung milik Berlin.

“Gemes nya adek kakak ini,” tangan Andre pun menyentuh kepala Berlin seperti biasanya, itu adalah kebiasaan Andre sejak dulu.

Dengan hadir nya Aurel membuat keluarga mereka menjadi lebih baik, biasanya mereka yang hanya makan berdua, kini terasa ramai dengan ada nya Aurel. Seperti keluarga yang sangat harmonis menghabiskan makan malam bersama dengan rasa yang nyaman.

❤️❤️❤️

Malam berlalu begitu cepat, sinar mentari mulai masuk di celah-celah ruangan. Dengan berat Berlin perlahan membuka matanya.

“Pukul berapa sekarang?” Berlin meraba-raba mencari ponselnya “HA!!!, Pukul 08.15 aku terlambat ke sekolah.” Dengan tergesa-gesa Berlin beranjak menuju kamar mandi.

Aroma harum masakan tercium dari arah dapur, perempuan remaja ini tengah berjalan menuju dapur dengan seragam yang belum terlalu rapi akibat terburu-buru sambil Menenteng tas dan sepatu di tangannya.

“Kakak!” Berlin mendekati Andre tengah memasak di dapur, hal ini sudah lama tidak di lihat oleh Berlin.

“Ayok sarapan, eh kamu mau kemana akhir pekan dengan Seragam seperti ini?” Andre menatap adiknya dengan heran, jangan-jangan adik nya ini lupa dengan hari.

“Akhir pekan??” Tentu Berlin segera mengecek ponsel di saku-nya “HUH,” Berlin  terduduk di kursi dengan pasrah “padahal Berlin udah buru-buru setengah mati”

“kan hari ini kakak gak bangunin kamu, berarti akhir pekan, yaudah ayok sarapan biar mood nya balik lagi,” Andre tersenyum menatap Berlin tentu nya seperti biasanya dia mulai menyentuh kepala Berlin, hal yang selalu di lakukan Andre. Meski membuat rambut Berlin sedikit berantakan justru Berlin merasa senang dengan perlakuan kakaknya.

PRIVAT WEDDING [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang