Bab 12

36 32 8
                                    

Hai guys, Gimana kabarnya?? Sehat selalu tentunya kan??

Oh ya jangan lupa vote, like dan juga coment di setiap paragraf yah guys, ayok tinggalkan jejak mu di sini, satu vote, like dan coment kamu, Sangat berarti untuk novel ini.

Berlin tengah duduk termenung di lantai, dirinya saat ini sangat bingung, bagaimana mungkin dia akan menikah dengan kakaknya? Lalu bagaimana dengan Aurel? Bagaimana dengan sekolah nya? Lalu kuliah kakaknya, “Aaaarghhh!!” Semuanya membuat Berlin se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlin tengah duduk termenung di lantai, dirinya saat ini sangat bingung, bagaimana mungkin dia akan menikah dengan kakaknya? Lalu bagaimana dengan Aurel? Bagaimana dengan sekolah nya? Lalu kuliah kakaknya, “Aaaarghhh!!” Semuanya membuat Berlin semakin bingung.

“Berlin sayang!” Terdengar suara wanita paruh baya dari luar kamarnya, wanita itu perlahan mengetuk pintu kamar Berlin, Berlin pun bangun dari duduknya kemudian segera membuka pintu kamar yang tadi sempat di kunci nya.

“Mama!” Berlin bergegas memeluk mamanya, “Berlin kangen banget sama mama, Berlin takut Ma” ucap Berlin.

“Maafin mama sayang, karena mama sering gak ada waktu buat kamu” penyesalan mama pun terlihat, dia juga bersalah dalam hal ini, karena dia meninggal kan putrinya akibat terlalu fokus dalam belajar.

Kini mereka tengah duduk di ranjang, mama menatap Berlin, kemudian merapikan rambut putrinya, dia tentu sangat merindukan putrinya ini.

“Sayang, kamu harus bersiap untuk pernikahan kamu Minggu depan”

“Hah! Minggu depan?” Berlin terlihat sangat kaget.

“Iya sayang, menunda terlalu lama, tidak baik untuk kandungan kamu” ucap mama pelan.

“Terus sekolah Berlin gimana Ma? Apa Berlin akan berhenti sekolah?” Berlin menatap mamanya sedih.

“Tentu aja enggak, kamu tetap sekolah, oleh karena itu, kamu harus sembunyikan pernikahan ini, sampai sekolah kamu selesai, tinggal 2 bulan lagi, kamu harus bertahan, setelah lulus kita akan pindah, karena gak baik jika tetangga melihat kondisi kamu nanti,” ucap mama menjelaskan nya dengan hati-hati.

“Tapi Ma, Berlin gak mau nikah sama kakak,”

“Sayang kamu gak boleh gitu, biar bagaimanapun Andre adalah ayah dari anak yang kamu kandung, kamu harus menerima ini semua,” bahkan mama tidak marah, justru dia berusaha menenangkan putrinya, kalo dipikir-pikir lebih baik dari pada marah yang hanya akan memperburuk keadaan.

“Berlin takut Ma!” Remaja itu pun mendekati mamanya, memeluk tubuh mamanya, ingin terus berada dalam pelukan hangat sosok ibu yang sudah sangat dirindukan nya.

“Kamu harus kuat nak!” tangan lembut wanita itu menyentuh perlahan pucuk kepala putrinya, kemudian beralih mengusap punggung putrinya.

 ❤️❤️❤️

Berlin berbaring di ranjang nya, menatap layar ponsel yang tengah di pengangnya.

“Apa yang harus aku lakukan?, Jika aku menolak pernikahan ini, lalu bagaimana dengan anak ini?” tangan Berlin kini mengusap perlahan bagian perutnya.

PRIVAT WEDDING [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang