Lo Bohong!

20.5K 2.2K 22
                                    

Sejak kabar Renata dan Araf berpacaran, semua murid perempuan yang mengidolakan laki-laki itu memusuhinya. Mereka secara terang-terangan menatap sinis dirinya dan membicarakannya dibelakang secara leluasa agar tidak ketahuan.

"Bisa-bisanya gue kena scandal sama si Sarap!" Kesal Renata.

"Kok bisa sih, Re? Gimana ceritanya? Gue pas denger Airin bilang lo sama Araf pacaran, gue berasa ditembak petir tau gak." Ucap Nayla.

"Tau tuh! Si Sarap asal ngejeplak aja ngomong sama si Airin, kalo gue pacaran sama dia!"

"Emang lo gak mau?"

"Enggak lah! Gue mau nya sama Ayang Haechan!"

"Haechan? Siapa dia? Emang dia mau sama lo?"

Renata mendengus mendengar pertanyaan Nayla. Ia menatap jengkel gadis itu karena dimasa depan, dirinya selalu menjadi bahan ghibahnya dengan judul Bangun Dari Tidur Halu lo!

"Gak dimasa depan, gak dimasa sekarang, nih anak gak ada dukung dunia perhaluan gue banget!" Gerutu Renata.

"Apa, Re?" Tanya Nayla.

"Tau ah! Cacingan gue!"

"Lo cacingan?!"

"Nyinyinyinyi!"

"Gue harus panggil, Araf!"

"Ngapain lo manggil dia?"

"Biar lo dibawa kerumah sakit!"

"Lah? Apa hubungannya cacingan sama rumah sakit?"

Nayla celingak-celinguk mencari keberadaan Araf begitu berdiri didepan pintu kelas. Ia mengambil ancang-ancang untuk berteriak saat melihat laki-laki yang sedang ia cari baru saja keluar dari dalam kelasnya.

"ARAF!!!" Teriak Nayla.

Mendengar teriakkan itu, Araf berhenti. Ia mengernyitkan keningnya saat melihat teman Renata memanggilnya sambil melambaikan tangan.

"Apa lagi ini?" Gumam Araf frustasi.

"ARAF! LO HARUS BANTUIN GUE! BAWA RENATA KE RUMAH SAKIT!" Jerit Nayla.

Araf membalikkan tubuhnya. Ia berjalan ke kelas Renata dengan gaya dingin andalannya. Lalu, ia langsung masuk dan mendekati meja gadis itu yang kini sedang duduk sambil memakan kuaci.

"Lo kenapa?" Tanya Araf.

"Apanya yang kenapa?" Tanya Renata balik.

"Apa yang sakit?"

"Dompet gue."

Melihat interaksi keduanya, teman-teman sekelas Renata diam dan menguping pembicaraan yang akan menjadi bahan gosip selanjutnya. Bahkan, mereka sudah mencatat poin-poin yang harus diingat agar tidak lupa saat membicarakan ini ke anak kelas lain.

"Otak lo sehat?" Tanya Araf kembali.

"Sehat luar dalam." Jawab Renata.

"Ayo."

"Yo yo ayo, yo ayo yo yo ayo."

Renata bernyayi sambil menggigit kulit kuaci nya. Ia tidak mau melihat wajah Araf yang selalu menampilkan raut wajah datar dan dingin saat menatapnya.

Grep!

"Woy!!!"

Renata terpekik karena tiba-tiba Araf menggendongnya ala bridal style. Ia merasa gamang dan takut jatuh saat laki-laki itu berjalan membawanya keluar dari dalam kelas.

"Woy! Woy! Jatuh nih gue!" Pekik Renata.

"Diam." Ucap Araf.

"Gigi lo diam! Kalo gue jatuh gimana? Langsung jadi ular nih gue kalo jatuh!"

[TERBIT] The Past (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang