Wilbert bergegas turun dari atas motornya. Ia berjalan keluar dari parkiran, setelah melihat Renata baru datang dan berhenti di depan gerbang untuk menjahili Araf yang sedang menjalankan tugasnya sebagai Ketua OSIS.
"Renata." Panggil Wilbert.
Wilbert memanggil Renata yang sedang asik menjulurkan lidahnya meledek Araf. Ia tersenyum saat gadis itu melihatnya.
"Kamseupay manggil gue?" Tanya Renata.
Araf melirik Wilbert yang menghampiri Renata. Ia menatap datar laki-laki itu saat pandangan mereka bertemu.
"Alamat sial hari gue!" Gerutu Renata.
"Lo baru datang?" Tanya Wilbert.
"Yang lo liat?!"
"Udah sarapan?"
"Gue mogok makan!"
"Mau ke kelas?"
"Gak! Mau ke matahari biar bisa liat Uri Fullsun, Haechan!"
"Gue anter ya."
Setelah mengatakan itu, Wilbert menarik pergelangan tangan Renata dan hendak berjalan. Namun, ia menggeram saat melihat Araf juga menarik pergelangan tangan Renata yang satunya agar tidak pergi.
"Waw, wuw, wew, waw! Apa nih?!" Pekik Renata.
"Lepasin tangan lo!" Desis Wilbert.
"Yang merasa gak tau diri seharusnya lepasin." Ucap Araf datar.
Mendengar itu, Wilbert meradang. Ia melepaskan tangannya yang memegang tangan Renata dan langsung menarik kerah seragam Araf.
"Maksud lo apa?!" Berang Wilbert.
"Lo lupa siapa dia?" Tanya Araf santai.
Melihat keributan diantara kedua Most Wanted, membuat heboh murid. Mereka berdiri menyaksikan keributan yang terjadi saat ini.
"Dia cewek gue." Bisik Araf.
"Mimpi lo!" Teriak Wilbert tak terima.
Araf tersenyum miring mendengar teriakkan itu. Ia menunjuk bibirnya sendiri dan menunjuk Renata setelahnya.
"Bibirnya manis." Bisik Araf kembali.
Wilbert mengeraskan rahangnya mendengar bisikan Araf. Ia kembali teringat dengan kejadian di kelas kosong saat melihat Renata berciuman dengan laki-laki di depannya ini.
Merasa ada kesempatan, Renata berjalan dengan perlahan. Ia berjinjit sambil sedikit membungkukkan tubuhnya agar tidak ketahuan.
"Berhenti/Berhenti!" Teriak Araf dan Wilbert bersamaan.
"Ck! Yaelah! Udah buat jalan kayak Emaknya Kangguru, masih juga ketahuan!" Kesal Renata.
Renata kembali berjalan mundur ke tempatnya semula. Ia menggoyang-goyangkan kakinya dan membuat ekspresi seimut mungkin.
"Gue bakal rebut dia dari lo!" Desis Wilbert.
"Oh ya?" Tantang Araf.
"Jangan merasa menang!"
"Gue akan selalu menang."
Melihat perseteruan itu, Renata membuka tasnya. Ia mengeluarkan sebuah buku dan membukanya. Lalu, ia mendatangi satu persatu murid untuk meminta biaya menonton.
"Seribu, seribu, seribu!" Teriak Renata.
Renata tersenyum sumringah saat melihat banyak para murid yang memberikan uang diatas bukunya. Ia memutari lingkaran para murid sambil terus berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERBIT] The Past (Transmigrasi Ke Masa Lalu)
Teen FictionTak pernah terbayangkan oleh Renata, jika dirinya bisa kembali ke masa lalu. Masa dimana dirinya pernah menjadi gadis bucin yang sangat menyukai seorang laki-laki bernama Wilbert Kelvin di masa putih abu-abu nya. Dulu, apapun Renata lakukan untuk me...