Mark.....

145 15 0
                                    

Di rumah sakit

Renjun, Jaemin, dan Jeno berjalan menuju ruangan Haechan. Saat membuka pintu terlihat Atuy sedang duduk disamping Haechan.

Renjun mengepalkan tangannya dan berjalan mendekati Haechan.
“GOBLOKKK LU IKAN ASIN” Renjun mengumpati Haechan, namun matanya sudah berkaca-kaca.

Haechan hanya menatap sayu Renjun sambil tersenyum.
“apa....lu...tupai..”

“sial....Gue  nangis” Renjun merutuki dirinya

“sebaiknya jangan kita ceritakan kejadian kampus tadi” bisik Jeno, yang hanya dibalas anggukan Jaemin.

“cengeng....banget...lu.....tupai....”
“Bacot, Lu pikir lo ganteng sekarang hiks....., lo liat aja badan lo ga mandi dari semalam hiks......., liat aja muka lo banyak selang nya...hiks”

“engga.....Gue.....manusia.....paling.......kasep”
Renjun menggigit bibir bawahnya, tak sanggup membalas perkataan Haechan.

kasep” Renjun menggigit bibir bawahnya, tak sanggup membalas perkataan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“mau Gue telponin bunda lu?” Jeno yang sedari tadi diam pun berbicara.
“engga.......nanti.......pas sembuh...aja” ucap Haechan.

“udah, Lu istirahat aja, biar cepet sembuh” Atuy menaikkan selimut Haechan untuk menutupi separuh tubuh Haechan.

“Bang....Mark......Mana?”
“mungkin pulang mau nyiapin buat sidang besok.” Jawab Jaemin.

“kalian nanti pulang aja, biar Gue yang jaga Echan, kalian kan mau kuliah besok” ucap Atuy  yang dibalas dengan anggukan Jeno, Jaemin, dan Renjun.





Jeno,Jaemin dan Renjun berjalan kekoridor Rumah sakit hendak menuju pulang, namun mereka melihat seorang pria yang tak asing bagi mereka sambil menangis berjalan cepat mengikuti brankar pasien yang tertutup kain putih dengan darah menembus kain tersebut, yang didorong oleh para perawat.
“Pak Jhonny?”
“iya kayanya Njun, tapi siapa yang di bawanya” Jaemin celingak celinguk melihat orang yang sudah dibawa masuk ke UGD dan Pak Jhonny mengintip kaca UGD dengan cemas.
-
-
-
-

Pukul 4 pagi, Haechan membuka matanya, ia melirik ke sebelah kanannya terlihat Mark yang entah sejak kapan menggantikan tempat Yuta, Mark menelungkupkan wajahnya di kasur Haechan sambil memegang tangan Haechan.

Haechan melepas genggaman itu, tangannya beralih pada surai lelaki yang lebih tua darinya, ia mengusap lembut surai milik Mark.

Mark merasakan adanya gerakan, ia pun mengangkat kepalanya mata Mark terlihat sembab, dilihatnya wajah Haechan yang tersenyum sendu.
"......."

“Makasih...bang.......” ucap Haechan terbata dengan suara seraknya.

Mark kembali meraih tangan Haechan dan menggenggamnya, Mark mengecup singkat tangan adiknya itu.
"....."

Haechan tiba tiba melepas tangan Mark dan memegangi dadanya, tubuhnya mengejang, nafasnya sesak serta wajahnya yang membiru.

Mark yang panik melihat adiknya langsung memanggil Dokter dengan memencet tombol di tembok belakang Haechan.





Sirkel Es CampurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang