Kekacauan 2

187 14 0
                                    

Haechan terhuyung menjatuhkan lututnya ke tanah, Jeno memandang Jungwoo yang memasukkan pistol ke kantong celananya lantas melajukan motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan terhuyung menjatuhkan lututnya ke tanah, Jeno memandang Jungwoo yang memasukkan pistol ke kantong celananya lantas melajukan motornya.

Jeno mendekati Haecan dan memegangi kedua pundaknya tangan Jeno turun ke bagian belakang Haechan dan mendapati tangannya berlumuran darah.

“Sial!!” umpat Jeno, ia merogoh koceknya dan mencari ponselnya, Jeno mencari nomor ambulans dan memanggilnya.

".........."
“Jen......”

“Chan Gue mohon Lu jangan pejamin mata, tahan ya bentar lagi ambulan datang” Dagu Haechan bertumpu pada bahu Jeno.

“Jen.......Jagain......Bang Mark.......”
“Tolol.... Lu jangan ngucapin hal bodoh...”

"......."
“maaf, Gue nakal, tapi gapapa kali ini nakalnya yang terakhir ko.....”



Haechan memejamkan matanya, badan Haechan memberat ke pelukan Jeno.
“Chan...maafin Gue.......” butir berlian jatuh bari netra pemuda bulan sabit itu, ia merengkuh tubuh sahabatnya erat kepelukannya.
-
-
-



Jaemin, Chenle, dan Renjun berlari dikoridor Rumah sakit, kecemasan memenuhi raut wajah mereka bertiga. Mereka melihat Jeno yang berjalan mondar mandir depan ruang operasi.


“Haechan Gimana? Dia luka ringan kan? Tembakannya meleset kan?” Renjun, langsung menghujani Jeno dengan pertanyaan.

“Haechan masih didalam, Dokter masih melakukan operasi untuk mengeluarkan pelurunya”
“Gue gak nyangka Jungwoo bakal ngelakuin hal senekat ini” ujar Jaemin yang terduduk di kursi tunggu
“Semoga Bang Haechan gak parah” Chenle memijit keningnya.


Tak lama  Jisung datang dengan nafas yang ngos-ngosan
“Bang Mark kemana?” Tanya Jeno
“Bang Echan gimana? Bang Mark masih tidur, tadi udah Gue bangunin gak bangun-bangun, mungkin Bang Mark kelelahan, jadi Gue langsung kesini” Jisung sembari mendudukan diri di samping Jeno.

“Echan masih di ruang operasi” Jawab Renjun
Jisung menunduk sembari meremas rambutnya, ia sudah tak bisa berkata apa apa.
-
-
-
-


Waktu menunjukkan pukul 5 .30 pagi, Dokter keluar dari Ruang operasi, semari melepaskan masker bedahnya.
“Dok gimana keadaan pasien?”
Jaemin masih baru pulang sholat subuh berlari mendekati sahabat-sahabatnya didepan ruang operasi.

“operasi pengangkatan peluru, berjalan lancar, hanya saja kondisi pasien belum bisa dikatakan akan pulih, sebab pasien mengalami kebocoran pada kedua paru parunya, yang membuat kami harus memasangkan ventilator pada pasien. Kebocoran paru paru bisa saja diatasi, tapi jika sudah terlalu parah, pasien harus melakukan transplantasi paru paru” Dokter menjelaskan keadaan Haechan di ruang operasi.

“sekarang kondisinya bagaimana Dok” Renjun dengan raut sangat khawatir sembari memandang ke kaca ruang operasi.

“Pasien saat ini masih dalam pengaruh bius dan dipindahkan ke ruangan transisi setelah itu akan dibawa ke ruang perawatan, sekitar jam 10 pagi nanti pasien akan bangun, karena batas biusnya, saya permisi dulu” dokter pun berlalu.

Renjun, Jeno, Jisung, dan Chenle melirik ke kaca ruang operasi yang hanya tampak wajah haechan penuh dengan alat dan selang.
-
-
-
-


Mark menggantung kain sarungnya, ia melirik ponselnya yang sedari tadi tak ia sentuh, ia juga heran Jisung tidak ada di kamar sejak ia bangun tidur sampai selesai Sholat.

Sirkel Es CampurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang