PROLOG

340 195 190
                                    

Hallo semuanya, makasih buat kalian yang udah mau mampir ke dunia halu aku.
Add cerita ini ke perpustakaan kamu okey?!
Semoga kalian semua membaca cerita ini sampai tamat.
Sebelumnya maaf kalo cerita ini banyak kekurangan, soalnya kesempurnaan hanya milik Allah toh?

Jangan lupa komen, vote and follow

💚

 ̄ •  ̄

"Kamu kenapa?" tanya gadis itu yang berusia tak jauh dua tahun lebih muda dari Alseder

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenapa?" tanya gadis itu yang berusia tak jauh dua tahun lebih muda dari Alseder.

Alseder hanya menggeleng gelengkan kepalanya, dibarengi dengan air mata yang terus mengalir pada pipi putihnya.

Kedua anak itu kini berada di taman, duduk secara lesehan di atas rumput rumput hijau. Alseder tak tahu sejak kapan anak perempuan itu duduk di sampingnya. Mungkin karena ia terus berlarut dalam kesedihan, sehingga keberadaan anak perempuan itu tidak ia sadari.

"Kok nangis? jangan sedih dong!" tangan gadis itu terangkat dan mengusap pelan pipi Alseder yang sudah basah dengan air mata.

Alseder tak menggubris anak perempuan itu, ia hanya menatap lurus ke depan. "A-ayah j-jahat." hanya dua kata yang dilontarkan oleh lelaki itu.

Anak perempuan itu tersenyum, "aku gak tau masalahnya gimana, apa pun masalahnya aku percaya kamu lelaki yang kuat. Contohnya sampai detik ini kamu masih bisa bertahan." Gadis itu mengusap kecil punggung Alseder kemudian bangkit dari duduknya.

Lelaki itu mendongak kala sinar matahari siang itu tertutup oleh gadis di sampingnya yang tengah berdiri, "aku mau pulang, takut Bunda nyariin" pamitnya membuat lelaki itu mengangguk, kemudian kaki mungilnya pergi meninggalkan Alseder.

Kedua bola mata Alseder tak lepas dari objek yang akan meninggalkannya, menatap gadis kecil itu hingga mengecil dari pandangannya karena semakin menjauh.

Beberapa detik kemudian, gadis kecil itu membalikkan badannya. "Sampai ketemu nanti, anak kuat." teriaknya dari jarak beberapa meter seraya melambai lambaikan tangannya di udara.

Bibir Alseder lantas melengkung membentuk senyuman dan membalas lambaian itu.

****

"Lo boleh a-ambil Dia Al"

Kedua mata Alseder membulat sempurna, apa yang dimaksud lelaki ini? meski apa yang diucapkan oleh lelaki ini adalah benar, namun dari mana ia tahu perihal itu? Banyak rentetan pertanyaan di dalam pikiran Alseder.

Alseder menggeleng gelengkan kepalanya cepat, "Lang"

Kedua mata lelaki itu dipaksa untuk sedikit terbuka, lagi dan lagi matanya sangat enggan untuk terbuka. "G-ue tahu Al -akhhhh." Lelaki itu mengerang kesakitan kala perutnya semakin sakit. "J-anji ya? l-lo jaga Dia! d-dan jangan p-pernah l-lo biarin El-vas ambil Dia"

"Lo gak boleh ngomong gitu Lang, gue yakin lo gak akan kenapa napa"

"G-gue b-bisa p-pergi d-dengan tenang." ucapan lelaki itu terpotong potong, kala nafasnya semakin sesak. Ia mencoba untuk menetralisirkan nafasnya, "k-kalo lo b-bisa tepati jan-ji itu hhhhhh" tangan lelaki itu yang semula meremas jaket Alseder, kini terhempas begitu saja, kedua matanyapun tertutup rapat, bahkan wajahnya terlihat pucat pasi dan seperti tak merasakan rasa sakit apapun.

"Lang, bangun Lang!" Alseder terus menggoyang goyangkan tubuh yang sudah tak bernyawa itu, kemudian tangannya mengecek denyut nadi lelaki itu.

****

"Na, janji ya jangan pernah tinggalkan gue!"

Suara itu begitu pelan dan penuh dengan nada mohon. Kemudian Alseder mengacungkan jari kelingkingnya ke udara yang ditujukan untuk gadis di depannya.

"Aku takut ingkar dengan janji itu. Tapi Kakak tenang aja! Aku akan selalu usahakan untuk tepati janji itu." Saena menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Alseder seraya tersenyum tipis.

Tautan kedua jari kelingking itu begitu erat, seakan-akan tak ingin terlepas dan menunjukkan bahwa keduanya akan selalu bersama.

Alseder menghela nafas panjang, lantas mengangguk paham dengan senyuman yang tak henti hentinya memudar. "Dan kalau suatu saat nanti kita gak punya takdir untuk bersama, gue janji gak akan lupa dengan seorang perempuan Saena Aura Zahratusita sampai kapan pun. Karena lo adalah cinta pertama sekaligus perempuan yang menghabiskan cinta seorang lelaki Alseder Sayyan Maularos" ujarnya.

"Kita akan selalu bersama kalau emang kita tepati janji kita sendiri Kak" balas Saena kemudian tersenyum di akhir kalimatnya.

Entah apa yang Alseder rasakan saat itu yang jelas hatinya merasa janggal. Alseder memiliki perasaan yang sulit diartikan sehingga hatinya sakit mendengar jawaban dari Saena, bahkan ia pun tak tahu perasaan macam apa ini.

"Na, kalau suatu saat nanti ada sesuatu yang terjadi dengan hubungan kita. Tolong jangan pergi, atau bahkan anggap gue ingkar sama janji itu" ujar Alseder dengan air mata yang mulai menggenang.

****

"Kak Alse jahat." suara tangis gadis itu pecah, hatinya sakit sangat sakit. Gadis itu menutup wajahnya yang basah karena air matanya yang terus mengalir dari mata sembabnya.

Alseder meraih pundak gadisnya dan mencoba untuk memeluknya yang terus memberontak. Alhasil usahanya gagal, kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Alseder, "Maaf Na" ujar Alseder seraya terus mencium puncak kepala gadisnya.

"K-kata maaf hiks hiks hiks gak bisa ngerubah apa pun" Gadis itu menjawab dengan air mata yang terus mengalir.

Hati Alseder pecah melihat isak tangis gadis yang didepannya ini, bibirnya bergetar, matanya mulai meneteskan cairan bening. "Na maaf, gue beneran nggak ngelakuin itu"

"Nggak kamu bilang? Jelas jelas aku lihat pakai mata kepala aku sendiri Kak" bentak gadis itu memukul mukul dada bidang Alseder, Alseder yang mendapat pukulan itu hanya diam. Alseder tahu rasa sakit pukulan itu tak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh gadisnya.

****

ALSEDER [Promise Of Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang