Sore menjelang malam, seorang gadis cantik menatap rumah yang cukup besar itu dengan tatapan kosong. Senyum simpul terlukis di bibir gadis itu, "i am comeback." gumamnya pelan.
Saena Aura Zahratusita, anak tunggal dari keluarga Algasi. Sekarang ia telah kembali pada rumah lamanya setelah beberapa tahun tinggal di London. Ia akan kembali jika umurnya genap 18 tahun, tepat menyelesaikan Sekolah Menengah Atasnya di London. Dan sekarang masa itu telah datang.
"Ayo Na kamu ngapain diam di sana?" tanya Rifanny, Bunda Saena yang menyadari putrinya hanya diam tak berkutik di depan gerbang.
Lamunan Saena buyar, gadis itu sontak menggelengkan kepalanya. "Gak papa Bun." jawabnya dan menyusul Rifanny yang sudah berada di ambang pintu.
Rifanny bisa bernafas dengan lega setelah memasuki rumah besar itu, kaki jenjangnya berjalan menuju ruang keluarga. "akhirnya sampai juga." ucapnya pelan, dan mendudukkan bokongnya dengan Saena di sofa.
Meski tak dihuni selama beberapa tahun, keadaan rumah itu tetap sama, bersih dan rapih. Karena selama di London Rifanny menyuruh Asisten rumah tangga kepercayaannya -Bi Arin untuk membersihkan rumahnya setiap dua minggu sekali.
"Sebenarnya tadi Papah mau kemana ya?, kenapa lama?" tanya Saena yang sejak awal memang hanya mereka berdua pulang dari Bandara, Zaeyyan selaku kepala keluarga Algasi pergi entah kemana setelah mendarat di Bandara.
"Mampir ke suatu tempat mungkin, lagian Bunda juga tadi gak sempet nanya." jawabnya, membuat Saena ber-oh kecil.
Bergeming, tak lama Saena bangkit dari duduknya. "Bunda, Saena ke kamar dulu."
"Iya Na"
Kaki jenjang Saena melangkah menuju lantai 2, tempat kamarnya berada. Ia menelusuri tangga dengan tenang. Setelah sampai di depan kamarnya, tangan gadis itu memutar knop pintu, menampakkan ruangan yang lumayan cukup luas, yang didominasi dengan warna putih, penataan dalam ruangan itu sangat rapih, bahkan aroma khas kamar itu masih sama.
Gadis itu berjalan dan berhenti tepat di depan lemari, mengambil sebuah kotak yang sedikit berdebu. Terakhir ia membuka kotak itu 3 tahun yang lalu tepat saat dirinya memutuskan untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atasnya di London.
Saena duduk di ujung kasur king sizenya dan membuka sebuah kotak kayu berwarna hitam bergaris abu, menampakkan beberapa foto dan selembar kertas. Ia menatap sendu foto yang diselimuti dengan figura berukuran 3 cm. Foto dirinya dengan seorang lelaki. Gadis itu memang selalu mengabadikan di setiap momennya dengan lelaki itu dan di simpan di kotak tersebut, pemberian dari seorang lelaki yang amat ia cintai.
"Na, aku sayang sama kamu layaknya seorang sahabat. Kayaknya kalau sayang layaknya pacar gak bisa, soalnya aku gak mau kita ujung ujungnya putus lalu asing"
"Kak, Kakak tahu gak? Kakak itu lelaki pertama yang bisa buat aku jatuh cinta. Meski, aku tahu. Kakak gak punya rasa itu buat aku"
"Kalau aku pergi duluan, tolong jangan pernah lupa sama aku Na"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSEDER [Promise Of Love]
CasualeAlseder Sayyan Maularos. Lelaki rapuh, Sang penakluk hati. Dia lelaki yang memiliki suatu keinginan, dan keinginan itu akan terpenuhi jika ia menepati janjinya dengan seseorang. Bukan hal yang mudah baginya, banyak halangan dan rintangan yang harus...