19. With you

39 26 30
                                    

"El, El." panggil Karendra seraya berlari kecil mendekati Elvasta yang tengah berkumpul dengan ketiga anak inti Crosgius di kantin kampus. Ia memang baru saja selesai mengikuti kelasnya.

Elvasta yang tengah menyantap mie ayamnya terhenti, lalu menatap heran Karendra yang baru saja duduk di sampingnya.

"Lo harus tahu!" tutur Karendra seraya merebut minuman milik Sagifan dan meminumnya hingga setengah.

Plakk!

Sagifan sontak menampar keras paha Karendra yang terbalut celana jeans dark blue.

"Dasar anak setan lo, itu Pak Kepala nunggu lo ngomong." ketus Sagifan seraya menatap Elvasta yang tengah menatap Karendra dengan tatapan mengintimidasi.

"Oh iya. Harus disogok dulu pakai mie ayam, El!"

Elvasta memutar bola matanya malas, lalu melanjutkan aktivitasnya yang telah tertunda.

"El serius? Lo gak mau tahu informasi dari gue ini? Padahal ini tentang Saena."

Menghela napas kasar. "Buruan pesan! Jangan banyak drama lagi!" titah Elvasta sedikit kesal.

Lelaki dengan rambut berwarna kecoklatan itu sontak berdiri dari duduknya. "Sebentar, ya, kawan-kawan!" pintanya kemudian berlalu dan menuju kedai mie ayam yang berada dalam radius 5 meter.

Keempat anggota inti Crosgius menggelengkan kepalanya tak percaya. Karendra ini memang sangat pecicilan, namun jika tak ada Karendra mereka akui akan merasa kesepian. Entah harus bersyukur atau tidak.

"Lama banget, bangsat." gerutu Elvasta yang sedari tadi menunggu Karendra yang tak kunjung datang.

"Jangan-jangan dia bohong, El." sahut Sagifan.

Sang wakil ketua geng itu menatap sekilas Elvasta, lalu kembali beralih menatap layar ponselnya. "Yang pesan bukan dia aja!" timpalnya.

Elvasta menatap tajam kedai mie ayam yang memang digandrungi oleh mahasiswa lainnya. "Awas aja kalau dia bohong, gue pisahkan kepala dan kakinya."

Sagifan terkekeh pelan mendengar gerutuan Elvasta barusan. "Oh jokes lo begitu, El?"

Kedua alis Elvasta menukik tajam. "Maksud lo?"

"Emang dari orok kepala sama kaki itu terpisah, sejak kapan menyatu?"

"Gue yakin kepala besar lo itu bukan untuk aksesoris aja. MIKIR!" Elvasta meninggikan suaranya di akhir katanya.

"Halo, guys."

Pemilik suara itu menjadi pusat perhatian Elvasta karena ia sudah menunggunya sejak lama. Namun satu hal yang membuatnya terkejut. Karendra membawa dua mangkuk mie ayam yang setiap porsinya terbilang porsi spesial, dalam artian memiliki harga tertinggi. Ia terkejut bukan berarti tak memiliki uang, hanya saja Karendra ini memang tak tahu diri.

"Pantas lama, orang pesannya sekaligus dua." celutuk Sagifan seraya menatap Karendra yang tengah mendudukkan bokongnya.

"Ini untuk Galang."

"Tapi gak harus porsi spesial juga, tolol. Gak akan habis, buang-buang duit aja. Mana mungkin orang yang meninggal makan mie ayam sebanyak ini?" balas Sagifan geram.

Karendra memasukkan satu suap mie ayam ke dalam mulutnya. "Gue yang makan, jadi gak akan buang-buang duit." balasnya sembari menguyah mie ayam di dalam mulutnya.

"Itu maunya lo anj—"

Brakk!

Gebrakan meja itu begitu nyaring hingga mampu membuat orang-orang yang berada di sana nyaris jantungan. Sedangkan sang pelaku tak peduli bahwa dirinya sudah menjadi pusat perhatian orang-orang, lalu ia menyahut karena muak melihat tingkah Karendra.

ALSEDER [Promise Of Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang