16. Dreams come true

51 41 53
                                    

Lelaki itu masih setia menunggu sang Bunda membuka matanya. Dua puluh menit yang lalu, keempat inti Georguz pulang ke rumahnya masing-masing karena waktu sudah sore dan yang tersisa hanya Alseder dan Bunda-nya.

"Bunda"

Alseder tak berhenti memanggil Bunda-nya dengan mulut yang gemetar, serta suara yang serak.

"Bunda, Bunda pasti sembuh' kan?"

"Ayo, Bun sembuh! Kita keluar dari rumah neraka itu. Persetan dengan hidup serba kekurangan yang penting kita jauh-jauh dari iblis itu" celotehnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Memejamkan kedua matanya, Alseder terus menunduk sesekali mencium punggung tangan sang Bunda.

Tok tok tok

Ceklek

Kepala lelaki itu menoleh ke arah sumber suara sembari menatap pintu itu yang sedikit terbuka, terlihat seorang gadis mengintip pada sela-sela pintu. Ia sontak mengangguk, mengisyaratkan gadis itu untuk masuk.

"Selamat sore, Kak" sapa Saena setelah memasuki ruangan itu, diikuti oleh wanita paru baya di belakangnya.

Lelaki itu tersenyum tipis ketika mendapati Bunda Saena, dan mendapati balasan senyuman dari Rifanny.

"Bagaimana Bunda kamu, Al?" tanya Rifanny seraya mendekat ke arah bangsal.

Alseder menggeleng kecil, "dari siang Bunda belum sadar, Tan"

Saena meletakkan kotak bekal yang bertumpuk dua di atas meja, kemudian ia mendekati Rifanny.

"Kak, makan dulu! Aku dan Bunda yang masak" pinta Saena tak mendapati jawaban dari lelaki itu.

Menghela nafas pendek, gadis itu tersenyum paham. "Siang tadi Kak Alse exited banget pengen makan masakan aku?"

Kepala Alseder menoleh ke arah sumber suara, "kenapa Bunda belum buka matanya, Na?" ia malah bertanya hal lain.

Saena kalah telak dibuatnya, padahal awalnya ia hanya ingin menghibur Alseder. Selanjutnya, ia termenung di tempat seraya menatap Mita dengan getir.

"Sabar, Al!" sahut Bunda Saena.

"Kesehatan Kak Alse juga penting. Makan, Kak!" titah Saena yang mendapati anggukan pelan dari sang empunya.

Lelaki itu melangkah kakinya menuju sofa diikuti oleh Saena, dan membuka kotak bekal itu perlahan, "makasih Tante, Na" ucapnya seraya menatap Rifanny dan Saena secara bergantian.

"Kalau butuh apa-apa hubungi Saena, Al!" peringat Rifanny yang sudah menempati tempat duduk Alseder sebelumnya.

Kedua mata Saena sedikit melebar, "Bunda ini" serunya dalam hati.

"Terima kasih atas perhatiannya dan makanannya enak" kata Alseder seraya tersenyum setelah memasukkan satu suapan ke dalam mulutnya.

Rifanny bangkit dari dudukknya, "sebentar lagi magrib, Tante pulang duluan, ya" pamitnya.

"Bunda pulang dijemput Pak Handi?" tanya Saena

ALSEDER [Promise Of Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang