12. Something

123 84 54
                                    

Happy reading guys..

"Aku selalu berharap kamu mencintaiku, sama halnya aku mencintaimu."

Shera Cadilire

|

"Melepaskan juga bagian dari mencintai."
-Alseder Sayyan Maularos


Motor besar Alseder terparkir di dekat sungai. Sekarang lelaki itu tengah duduk di tepi sungai, menatap aliran air yang mengalir dengan deras akibat hujan tadi sore. Entahlah, ia tak tahu dirinya kini telah berada di mana. Pikirannya tengah kalut. Sungguh. Sepulang dari rumah sakit ia tak tahu tujuannya akan ke mana. Hingga akhirnya di sinilah ia menepi.

Terang bulan malam itu sedikit kabur akibat tertutup awan. Tak ada bintang satu pun, hingga bulan menjadi objek pertama di langit.

"Mending lo pulang! urusin aja Bunda lo yang sakit sakitan itu"

"O-oh kamu lihat ya, i-ini vitamin Al"

"Kak Alse yang udah bunuh Kak Galang' kan?"

Rentetan kalimat itu terus memenuhi isi kepala lelaki itu, berkali-kali ia melempar batu yang ada di sekitarnya ke sungai. Sesekali menghela nafas gusar. Kemudian kepalanya mengangguk kecil.

"Bunda sehat' kan? Pasti, gue yakin itu" lelaki itu berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Selang beberapa waktu. Lelaki itu merasa ada seseorang datang dan duduk di sampingnya. Lantas menolehkan kepalanya ke samping karena rasa penasarannya, menatapnya sejenak dan kembali beralih menatap langit.

Setelah Alseder mengetahui siapa orang itu itu, perasaan marah, frustasi, kesal, semuanya menyatu menjadi satu. Apalagi ketika dirinya teringat akan beberapa hari yang lalu, hari di mana Shera menyakiti Saena.

Namun Alseder adalah Alseder, ia tak mungkin sengaja menyakiti perempuan. Entah itu hati atau pun fisik. Seperti halnya pada Bundanya dan juga gadis itu, Saena.

"Ada apa ke sini?" tanya Alseder dingin tanpa menolehkan kepalanya sedikit pun.

"Kebetulan aja lewat" gadis itu menjawab seraya menatap langit, begitu pun sama halnya dengan Alseder.

Alseder memalsukan senyumannya, "gak masuk akal Ra, malam malam gini lo lewat tempat terpencil ini. Mau ngapain lo?"

Shera kalah telak di buatnya, ia memilih bungkam. Tak menghiraukan kalimat Alseder barusan karena sebenarnya ia sengaja membuntuti Alseder sejak dari rumah sakit.

Bergeming, tak ada pembicaraan di antara keduanya. Hanya suara air sungai yang deras mengiri suasana mereka.

"Kenapa lo lakukan itu Ra?" Alseder mulai bertanya. Namun yang menjadi lawan bicaranya itu hanya diam tak menjawab.

"Jawab gue Ra! Kenapa?" kali ini Alseder sedikit menaikan intonasinya seraya menatap Shera frustasi.

Gadis itu memejamkan kedua matanya sejanak.

"KENA-"

"Lo sadar gak sih, Al?" Shera memotong kalimat Alseder sembari bertanya dengan lembut, ia menatap intens Alseder membuat atensi keduanya bertemu. "Gue cinta sama lo, Al" sambungnya disusul dengan menundukkan kepalanya setengah.

Selepas mendengar pernyataan cinta dari Shera, Alseder hanya diam seribu bahasa. Ia tahu, sungguh tahu akan perasaan gadis itu terhadapnya. Namun apalah daya, hatinya tak bisa untuk dipaksakan.

ALSEDER [Promise Of Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang