Happy reading all....
Kalian bacanya kapan nih?
Alseder menundukkan sedikit kepalanya untuk menatap gadis cantik di depannya, "ayo Na kita mau pulang sekarang?"
Gadis itu, Saena yang awalnya menunduk karena canggung lantas mendongakkan kepalanya menatap sumber suara, tatapan keduanya beradu dalam 5 detik. Seperti sejenak namun itu membuat jantung masing masing berdebar tak karuan.
"Ganteng ya?"
"Always cantik"
Seru Saena dan Alseder serempak dalam hatinya.
Jihan berdecak pelan, karena melihat kedua insan di depannya yang saling menatap satu sama lain. "Ekhemm, buruan pulang jangan tatap tatapan gitu!" Celutuknya mampu membuat Alseder dan Saena tersadar dalam tatapannya, lantas keduanya sontak menengadahkan pandangannya pada objek lain.
"A-ayo Kak" ajak Saena pada Alseder. Kemudian menolehkan kepalanya ke samping menatap sahabatnya, "aku duluan Ji" pamitnya, membuat sang empunya mengangguk lantas tersenyum tipis.
Saena berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alseder dan Jihan yang berada di depan Fakultas, dalam hatinya ia menggerutu. "Kamu ngomong apa sih Na, jangan sampai kamu suka sama dia. Kamu harus ingat dia itu siapa!"
Sebelum meninggalkan fakultas, Alseder sedikit menganggukkan kepalanya kepada Jihan. Anggukan itu seolah mengatakan tanda terimakasih karena telah memberikannya kesempatan untuk pulang bersama Saena.
Setelah itu Alseder menyusul Saena yang sudah terlebih dahulu pergi meninggalkannya. Ia menatap Saena dari belakang dengan radius 3 meter, tanpa disadari bibirnya membentuk lengkungan.
Dua serangkai itu berjalan menelusuri lorong demi lorong untuk keluar menuju parkiran kampus. Suasana saat itu masih biasa biasa saja karena jarak diantara keduanya cukup jauh.
"Saena"
Panggil Alseder membuat Sang empunya menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya menghadap Alseder.
"I-iya Kak?" balasnya menatap intens Alseder.
Alseder berjalan menghampiri gadis itu seraya merogoh ponsel miliknya di dalam saku, memilih nomor yang ia tuju, lantas menghubungi nomor tersebut.
Drrttt drrttt
Getaran ponsel Saena yang ada di dalam tasnya berhasil mengalihkannya. Ia sontak mengambil ponselnya, lantas menatap layar ponselnya untuk mengetahui siapa yang menelponnya.
"Nomor tadi pagi?" monolog Saena dalam hatinya.
Kini Alseder sudah berhadapan dengan Saena, tangannya meraih lengan Saena yang tengah memegang ponsel, kemudian menatap sejenak ponsel Saena dan kembali melepaskan tangan gadis itu lembut.
"Bener'kan dugaan gue, ternyata lo belum simpan nomor hp gue" ujar Alseder sedikit kecewa, kemudian kaki jenjangnya pergi meninggalkan Saena.
Kalimat barusan membuat Saena sedikit terkesiap. "Rupanya benar punya Kak Alse ya?" serunya Saena dalam hati.
Saena yang melihat Alseder pergi begitu saja lantas berlari kecil menyusul Alseder yang jaraknya sejauh 3 meter dengannya.
Saena ini memang terlalu banyak melamun.
Alseder menatap sekilas Saena yang tingginya sama rata dengan dadanya, "kenapa?" tuntutnya cuek.
Gadis itu menghela nafas, "awalnya aku gak yakin kalau itu punya Kak Alseder, karena itu gak memungkinkan dan bisa aja itu cuma orang iseng"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSEDER [Promise Of Love]
De TodoAlseder Sayyan Maularos. Lelaki rapuh, Sang penakluk hati. Dia lelaki yang memiliki suatu keinginan, dan keinginan itu akan terpenuhi jika ia menepati janjinya dengan seseorang. Bukan hal yang mudah baginya, banyak halangan dan rintangan yang harus...