"Hah, gimana?"
"Yoon!" protes Karina.
Kenapa sih temannya ngomong gitu? Seolah-olah dia mempromosikan statusnya yang masih sendirian, dan ngapain juga nada suaranya seperti undangan perjodohan? Karina malu, rasanya dia kayak nggak laku saja. Padahal dia bukan barang.
Ya, Karina sudah lupa apa tujuan mereka ke sini. Ini berkat efek kenyang sehabis makan barusan.
Soobin yang masih berpikir sontak mengerti, dan menatap Karina meneliti.
"Gak usah liat-liat. Gue emang cantik," ujarnya seraya berdiri.
Soobin menggigit bibirnya biar tidak tertawa melihat raut Karina yang sok galak.
Keduanya berakhir dalam toilet, lantaran Karina bingung cari tempat.
"Lu mau pipis? Tumben minta temenin, kayak anak 5 tahun aja."
Karina berdecak.
"Siapa yang mau pipis? Gue mau protes."
"Lah, terus ngapain ke toilet? Kalau mau protes ke gedung DPR aja."
"YOON!"
"Iya-iya, gue gak budeg loh."
Dia menghela nafas, tahan rasa emosinya.
"Lu kenapa sih mesti bilang gue masih jomblo sama Soobin?"
"Apa yang salah? Kan lu gak punya suami, bahkan pacar aja gak ada."
"Iya, bener tapi gak perlu bawa-bawa status gue. Kesannya lu kayak lagi promosikan gue biar Soobin tertarik. Apa gue gak laku? Hah."
"Tunggu-tunggu, lu gak lupa kan soal tujuan kita kesini?"
"Tujuan apa?"
Ini yang bikin Yoon malas.
"Denger baik-baik ya, Karina sayang kita tuh kesini buat cari calon pacar pura-pura lu. Dan menurut gue Soobin itu sesuai cowok yang bagus buat dipamerkan."
Karina mendadak paham.
"Soobin, di pamerin di mana? Kebun binatang maksudnya," balasnya malas.
"Lu kenapa sih kayak gak suka gitu?"
"Lu gak liat apa? Kalau dia itu cerewet, pokoknya gue ngerasa kita gak cocok."
"Cocok gimana mau lu? Emang kalian mau nikah? Mesti cocok dulu. Coba ingat-ingat cowok yang di sekitar lu, atau yang deketin lu. Apa ada yang sebaik penampilan Soobin? Bahkan mereka gak pantas lu bawa buat ketemu Jeno. Ingat acara Jeno gak bakal lama lagi, kalau lu datang sendiri orang-orang pada mikir lu bener belum move on. Apa ini yang lu mau?"
Karina terdiam. Kata-kata temanya nggak salah tapi apa harus dengan Soobin? Cowok yang tarik-tarik emosinya tadi itu. Apa nggak ada stok cowok lain selain dia? Dia agak frustrasi.
"Lu ngancam gue? Gue hanya gak suka dia aja."
"Ini fakta Karina, dan dia kan jadi pacar bohongan lu. Jadi apa perlu lu suka dia?"
Sialan, dia kehilangan kata-kata dan berakhir kembali ke kursi.
"Akhirnya balik juga, kirain lu kabur gak mau bayar makanannya."
Karina sontak melirik Soobin. Ini yang buat malas dia dengar ocehannya kosong Soobin. Dia nggak sekere itu, dan juga bukannya dia yang mau traktir kan?
"Lu amnesia ya? Apa perlu di tabok dulu biar ingat."
"Siapa bilang gue amnesia? Gue justru ingat, ingat semuanya tentang lu. Tentang rasa rindu lu ke gue."
Nggak membalas usapannya. Karina langsung mau memukul lengan Soobin, yang di tahan oleh cowok itu.
"Gak boleh mukul. Ntar orang-orang pada ngira lu mau KDRT."
06/02/23
Jangan lupa vote ya, atau tekan bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
application pair
FanfictionSetelah putus dari mantan pacarnya Karina nggak berniat untuk pacaran bukan karena dia belum move on, tapi cewek itu merasa sendiri lebih baik. Namun, kesendiriannya malah diartikan oleh orang lain sebagai kenyataan dia belum bisa melupakan mantan p...