Karina mendadak diam. Ini bukan pernyataan tapi lebih kearah pertanyaan yang anehnya bikin Karina rada berdebar.
Gimana gak berdebar kalau saat ngomong Soobin natap matanya pake segala acara masang muka serius seakan-akan mau menyatakan perasaan.
Karina menghela nafas bertanya-tanya kenapa Soobin bertanya soal ini? Apakah cowok tiang satu ini punya perasaan sama dia? Karina nggak mau baper, jadi mari kita tanyakan dulu.
"Gak, gue gak terganggu tapi lu nanya gini apa lu suka sama gue?"
Kali ini Soobin yang hening cipta, dia nggak sangka balasan Karina seperti ini.
Pikir Soobin dia bakal mengejek atau berdebat dengannya.
Dari pertama mereka bertemu bohong kalau Soobin nggak suka Karina, tapi perasaan cowok satu ini sebatas kagum nggak lebih.
"Belum," balasnya polos buat Karina ingin menabok tampangnya.
Karina memasang tampang terserah dan meninggalkannya seolah malas bicara sama Soobin lagi.
Soobin tersenyum dan menyusul.
"Gue emang belum suka, tapi gak janji bakal gak suka lu."
Karina sontak ingin tertawa tapi dia menahannya, nggak mau bikin Soobin besar kepala, dan dengan badan membelakangi Soobin dia membalasnya.
"Gila."
Soobin dengan senang hatinya menjawab.
"Berarti kalau gue suka lu, gue udah gila ya?"
Karina memberenggut dan tetap berjalan menuju bioskop.
Mengabaikan ocehan Soobin, dan Soobin dengan setia dibelakangnya mengikutinya sampai mereka masuk ke bioskop.
"Emang sekarang yang tayang film apa mba?" tanya Karina pada mba kasir.
"Jurnal Risa, kalki, Marni..........." jawabnya panjang.
Karina bingung karena sebenarnya dia sudah lama tidak nonton film, terakhir kali sama Jeno sebelum putus dan setelahnya cewek satu ini malas lagi.
Eh kenapa jadi ingat mantan?
Melihatnya yang sedang berpikir Soobin beralih ke mba kasir.
"Oh kalau film yang banyak di tonton disini film apa mba?"
"Ipar adalah maut."
Soobin rada kaget dengar judulnya. Kenapa harus judulnya se menyala itu, tapi nggak pakai lama dia pesan dua tiket film ini seraya menyeret Karina yang masih bingung.
"Mau kemana?" tanya Karina yang tangannya ditarik Soobin.
"Kepelaminan," balasnya santai.
Karina kaget dan menarik tangannya.
"Ngaco, jangan bercanda."
"Gak becanda, gue serius."
"Gila lu."
"Ya, gue gila karena lu."
Karina berdecak tapi membiarkan Soobin menggenggam tangannya.
"Serius kita mau kemana sih?"
"Nonton lah, masa nikah."
Segera Karina memukul cowok itu.
"Sakit Karina."
"Siapa suruh lu bertele-tele banget, apa susahnya jawab yang serius sih."
Soobin tertawa penuh arti.
"Oh, lu pasti pengen diseriusin."
"Gak!"
"Tukan ngegas tandanya cinta."
Karina langsung tertawa, bukan baper Karina benar-benar greget dengan Soobin. Ya, tuhan kenapa juga dia harus ketemu cowok secerewet ini? Tapi ganteng sih. Gila, pikirnya.
Keduanya masuk dan dengan serius menonton film yang kata Soobin judulnya sangat menyala itu.Sepanjang nonton keduanya terdiam bukan berarti keduanya tersentuh dengan film ini, tapi keduanya nggak sangka jalan cerita film ini terlalu menjengkelkan.
Setelah nonton Karina lapar.
Didalam restoran.
"Harus film itu ya?"
"Ya, mba tadi bilang film itu paling laris."
Karena pesanan makanannya datang Karina nggak balas dan sibuk dengan makanannya.
Mungkin karena pengaruh film tadi Karina jadi ingat saat bersama Jeno sudah berapa kali dia dibohongi, dan diselingkuhi bukannya dia tidak tahu tapi dia mencoba bertahan berharap mantannya sadar dan memutuskan selingkuhannya.
Nyatanya Karina yang ditinggalkan, yang di putuskan dan setelah sekian lama mantannya mengirimkan undangan pernikahan bersama cewek yang jadi selingkuhannya.
Benar-benar menyakitkan, baiknya sekarang dia move on.
Soobin sadar Karina linglung dan melihat rautnya sedih, dia agak merasa bersalah.
"Karina?"
"Iya?"
Segera Karina fokus dan menatap Soobin.
"Jujur gue ajak lu jalan, karena punya maksud tertentu."
Karina masih diam menunggu kelanjutannya.
"Gue pengen, lu jadi cewek gue."
10/07/24
Masih adakah penikmat kapal ini? Maaf lama gak up, but aku udah up sekarang.
Yuk vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
application pair
FanfictionSetelah putus dari mantan pacarnya Karina nggak berniat untuk pacaran bukan karena dia belum move on, tapi cewek itu merasa sendiri lebih baik. Namun, kesendiriannya malah diartikan oleh orang lain sebagai kenyataan dia belum bisa melupakan mantan p...