"Gue udah kirim pesan buat ngajak Soobin ketemu."
"Soobin, siapa tuh?" tanya Karina santai.
Keduanya sedang berada di mini market menikmati mie gelas sambil menatap hujan turun, baru saja mau istirahat ke kafe tapi tiba-tiba hujan. Jadi keduanya nongkrong di sini yang kebetulan dekat kantornya.
"Lu lupa, itu cowok yang lu bilang fotonya palsu."
Karina tersedak.
"Ahem, lu becanda kan? Ngapain lu ajak dia ketemu?"
Ya, meski posisinya Karina sempat penasaran tapi itu pikiran singkat doang. Dan juga rasa keinginan taunya nggak sampai dia pengen ketemu orangnya langsung.
"Bukannya lu uda setuju?" balas tanya Yoon heran.
"Kapan? Perasaan gue gak ngomong apa-apa kemarin."
"Itu, kemarin lu diam aja bukannya lu setuju?"
Karina pura-pura tertawa.
"Diam bukan berarti tanda setuju."
Yoon ikut sebal.
"Biasanya lu kalau diam berarti iya."
Karina nggak balas, karena itu benar dan dia nggak niat memperpanjang perdebatan mereka tentang cowok yang sama sekali dia nggak kenal.
"Lu kayaknya gak serius pengen cari cowok."
Karina mendesah dan melirik temannya.
"Bukan gak serius, tapi lu gak lupa soal kejadian bulan lalu."
"Yang mana?"
Dia menggeleng.
Yoon ini kalau lagi iseng sering chat cowok lewat akun sosial media, awalnya kirim pesan random yang berujung pertemuan nyata.
Waktu itu Karina menjadi saksi ketika cowok yang mereka temui tidak sesuai ekspetasi. Karina nggak bisa berhenti tertawa saat keduanya lari, membayangkan bualan temannya yang membanggakan sosok cowok itu yang nyatanya zonk.
Dari sini Karina belajar jangan terlalu percaya dengan cowok dunia maya.
"Itu yang lewat aplikasi chat, yang fotonya kek oppa-oppa Korea tapi pas aslinya kek aki-aki dikampung."
Giliran Yoon tersedak.
"Uhukk, lu ngapain bahas itu? Bikin muntah aja."
"Maksud gue jangan sampai kejadian ini terulang kembali, dengan lu ajak ketemu si Soobin yang fotonya gak jelas asli atau palsu itu."
Yoon paham pasti ini yang buat temannya ogahan ketemu Soobin.
"Tenang aja, lagian dia belum balas."
Seketika Karina lega dengarnya.
"Sial, dia balas katanya besok di kafe love jam 12 siang."
Karina nggak jadi lega.
💙
"Jaemin bangsat, mana lu?"
Jaemin yang sedang video call langsung mematikannya dan menoleh.
Soobin muncul dengan tampang marah, jelas hal ini berhubungan dengannya.
"Apaan?"
"Lu kan yang pasang aplikasi gaje ini? sintingnya lagi lu ngapain pake profil gue."
"Ya, kan lu jomblo. Apa yang salah? Ini sebenarnya keinginan nyokap lu dan gue di tugaskan buat wujudkan itu."
Kalau Soobin nggak waras kemungkinan Jaemin sudah di cekik, tapi dia waras dan nggak mau masuk penjara.
"Meski itu keinginan nyokap gue lu skip aja. Terus lu ngapain sih balas chat cewek ini, pake acara janji-janji ketemu segala. Intinya gue ogah ketemuan, apalagi kalau orangnya gak jelas gitu."
"Lu suruh gue skip? Yang ada gue kualat, lu gak tau nyokap lu ancam gue pakai sumpah segala depan kitab. Pokoknya kalau gak ikuti mau nyokap lu, gue gak bakal laku seumur hidup. Dan juga siapa bilang cewek itu gak jelas? Jelas dia cantik, Lu pokoknya gak bakal nyesel ketemu dia."
Soobin nggak peduli dengan seruannya.
"Gue ngaku salah, tapi lu harus tetap ketemu tuh cewek soalnya gue udah iyain. Atau lu mau ketemu aja dengan cewek pilihan nyokap lu?"
Mendadak Soobin bimbang.
21/01/23
Yuk vote atau klik bintang, biar daku semangat nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
application pair
FanfictionSetelah putus dari mantan pacarnya Karina nggak berniat untuk pacaran bukan karena dia belum move on, tapi cewek itu merasa sendiri lebih baik. Namun, kesendiriannya malah diartikan oleh orang lain sebagai kenyataan dia belum bisa melupakan mantan p...