17🏳️‍🌈

4.4K 297 4
                                    


✨HAPPY READING✨

Kini keduanya berada di ruangan yang sama,setelah keduanya di periksa,Frank memutuskan menempatkan biga dan Oliv satu ruangan agar tidak kesulitan menjaga keduanya. Biga yang memang sudah kehilangan banyak darah terpaksa harus mencari pendonor untuk nya,namun untungnya Frank bisa mendonorkan darah untuk biga,biga terlihat sangat pucat,meskipun lukanya itu tak terlalu dalam namun terbukti ia membutuhkan darah.

Berbeda dengan Oliv, yang memang hanya mendapatkan luka lebam pada pelipis dan di area wajahnya,dokter juga mengatakan luka itu akan segera sembuh.

Oliv terbangun dari tidurnya,matanya langsung di sapa oleh ruangan serba putih itu,ia melihat sekeliling ruaangan itu,pada akhirnya retinanya melihat seseorang yang juga terbaring di brankar tepat di sebelah kanannya. Oliv kembali mengingat kejadian malam tadi,di mana ia hampir di lecehkan oleh mantan kekasihnya,seharusnya dari awal ia mengikuti apa yang di katakan biga padanya,namun apa boleh buat semuanya sudah terjadi begitu cepat.

"Nyonya anda sudah bangun"Oliv yang tengah asik melamun,sedikit terkejut atas kedatangan Frank,lalu setelahnya ia hanya mengangguk.

"Frank,apa biga baik baik saja"ia menatap biga kembali,ia sangat khawatir pada wanita itu.

"Tuan biga baik baik saja nyonya,namun karena tusukan itu,ia harus membutuhkan Tiga kantong darah" Oliv menundukn kepalanya,ia sangat merasa bersalah pada wanita itu,karna harus menyelamatkannya dari pria brengsek itu biga harus terluka deminya.

"Apa anda sudah mendapatkannya Frank"tanyanya.

"Nyonya tak perlu khawatir,saya sudah mendapatkannya"Frank dapat melihat dari wajah Oliv,ada rasa kekhawatiran dari wanita itu.

"Ini semua salah saya,andai saya mendengarkan ucapan biga,pasti ini tidak akan pernah terjadi"sesalnya,Frank yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Tak perlu di sesali nyonya,semuanya terjadi begitu saja,kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi"Frank mencoba menenangkan Oliv,tak lama pintu ruangan itu kembali terbuka memperlihatkan dokter dan perawat yang membawa makanan.

"Nyonya sudah bangun,apa ada yang anda rasakan nyonya"dokter itu bertanya dengan sopan.

"Tidak,saya merasa sudah lebih baik,"jawabnya.

"Baiklah kalau begitu,sebaiknya anda sarapan dulu nyonya"perawat tadi menghidangkan makanan di depan Oliv,setelah meletakan meja yang memang khusus untuk pasien,baru ia menaruh makanan itu.

Dokter berjalan ke arah brankar biga,untuk mengecek kondisinya,dokter itupun melakukan beberapa pemeriksaan dan semua yang dilakukan dokter itu di pantau oleh Oliv,setelah selesai mnyuntikkan sesuatu kepada cairan infus biga,dokter itu kembali ke arah Oliv.

"Bagaimana kondisi biga"tanya Oliv cepat,dokter itu terlebih dahulu tersenyum.

"Tuan biga akan segera sadar nyonya,dia tidak akan mengecewakan anda"ujar dokter itu sembari tersenyum.

"Yaaa dia memang tidak pernah mengecewakan saya"ia menatap wanita yang masih menutup mata itu,sangat dalam,jujur Oliv sangant merindukan tatapan tajam dari wanita itu.

"Yasudah baiklah nyonya,sebaiknya anda menghabiskan makanan ini,dan setelahnya minumlah obat,agar nyeri di wajah anda cepat sembuh"Oliv hanya mengangguk,kemudian dokter tadi pamit undur diri,dirasa tugasnya telah selesai.

Setelah kepergian dokter yang bernama Siska tadi,ia memakan makanannya,namun tanpak ia tak bersemangat untuk makan.

"Makanlah nyonya"Frank yang sedari tadi disana melihat gerak gerik Oliv yang tak niat memakan makanannya itu pun bersuara.

ABIGAILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang