15🏳️‍🌈

4.3K 273 9
                                    

✨HAPPY READING✨

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam,bertepatan dengan itu Oliv sampai di restoran yang di mksut marven,ia keluar dari mobil setelah sopirnya membukakan pintu,saat ini bukan biga yang membawa mobilnya,entah kemana wanita itu,sebab sebelum Oliv pergi ia sempat bertanya kepada salah satu maid apakah biga berada di kamrnya,namun maid itu mengatakan biga pergi dengan terburu buru tadi,ia hanya mengangguk lalu pergi.

Kini di sinilah dia,berada di resto yang sudah lama tidak ia datangi,Oliv melangkahkan kakinya menuju pintu utama milik resto itu,memasukinya dengan anggun,lalu menaiki tangga,resto itu memiliki ruangan VIP,jadi ia sudah tau di mana marven berada,banyak pekerja di sana merasa terkejut atas kedatangannya,karena sudah lama sekali wanita itu tidak ke resto ini.

Memasuki salah satu ruangan,dan mencari sosok yang menunggunya,benar saja,pria itu sudah duduk di salah satu kursi di dekat jendela,ia berjalan menghampiri,saat ia menggeser kursi itu ke belakang,pria itu terkejut mendongakkan kepalanya,karena sedari tadi ia sibuk mengotak Atik ponselnya. Pria itu berdehem meredakan keterkejutannya,lalu tersenyum manis pada Oliv.

"Maaf membuatmu menunggu"marven yang mendengarnya,menganggukan kepalanya sembari terkekeh ramah.

"Tak apa,bahkan aku berfikir kamu tidak akan datang"ujarnya.

"Aku tipe orang yang tidak bisa mengingkar janji"ujarnya datar,marven yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Cepat katakan,apa yang ingin kamu jelaskan"tanpa basa basi yang panjang Oliv memulai tujuanya ke sini.

"Jangan terlalu buru buru,ayo kita makan terlebih dahulu"tawarnya,

"Aku tidak memiliki waktu yang bnyak,cepat katakan atau tidak aku akan segera pergi"jujur saat ini Oliv merasa aneh pada suasana di sini,ia merasa tidak nyaman terlalu lama berdua dengan mantan kekasihnya itu.

"Baiklah,aku akan mulai menjelaskannya"marven mengalah,saat ini yang ada di depannya ini adalah wanita lain,bukan olivnya yang dulu.

"Sihlakan"Oliv menatap pria itu,setelahnya ia diam mendengarkan penjelasan marven padanya.

"Aku dan Monica pada saat itu memang memiliki hubungan lebih,awalnya aku tidak ingin berselingkuh darimu,namun saat melihat, kakekmu yang tak kunjung merestuiku,membuatku ingin menyerah mempertahankanmu,namun aku tak bisa langsung memutuskanmu begitu saja karena pada saat itu aku sangat mencintaimu,lalu aku pikir jika mendatangkan Monica di kehidupanku, aku bisa melupakanmu"Oliv terdiam,benar kakeknya tidak pernah merestuinya dengan marven,ia menunduk.

"Awalnya aku berusaha untuk mencintai Monica,namun kenyataanya aku tak pernah merasakan apapun saat bersamanya,Pada malam itu aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Monica,tetapi secara tiba tiba kamu datang dan memergoki kami berdua,dan waktu itu kamu langsung mengatakan hal yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulut kamu,kamu mengakhiri hubungan kita tanpa mendengar penjelasanku"marven terlihat tersenyum miring saat melihat Oliv yang terlihat bersalah padanya.

"Aku selalu mencari cara bagaiman caranya kamu mendengarkan penjelasanku,namun kamu selalu menolaknya dengan kasar,dan aku memilih menyerah dan pergi darimu agar aku bisa melupakanmu"sambungnya.

"Kmana kamu pergi?"Oliv mengeluarkan suaranya setelah lama terdiam.

"Aku ke Amsterdam,aku memilih melanjutkan pendidikan disana sembari belajar melupakanmu"jawabnya.

"Maafkan aku"marven merasa senang,akhirnya Oliv luluh padanya.

"Jangan meminta maaf,kamu tidak bersalah"Oliv menggelengkan kepalanya.

"Tidak,andai saat itu aku tau alasanmu,pasti kita saat ini akan baik baik saja"ujarnya tulus,marven hanya membalasnya dengan senyuman manis.

"Kalau begitu mari kita mulai dari awal lagi,mari kita yakinkan kakekmu,agar merestui kita"Oliv terdiam,ia memang mencintai pria itu namun itu dulu,saat ini sudah ada orang lain di hatinya.

ABIGAILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang