kecewa

343 33 6
                                    

“ Umma, Abang pergi dulu ya sebentar.”

Alesa yang tengah membereskan rumahnya kini menoleh ke anak lelakinya, lalu ia menghampirinya.

“ Abang mau pergi ke mana? Sekarang kok abang pergi-pergi terus,” ucapnya heran, setiap kali anaknya sering pergi ntah ia tidak tahu kemana.

Arsakya menggigit bibir nya sendiri, “ emmm, abang—” Arsakya menggantungkan ucapannya, “ Abang main motor-motor an Umma.” ucapnya pelan.

Alesa tersentak, “ Abang gak bohong kan?”

Arsakya menggeleng, yang membuat Alesa menatapnya tidak percaya.

Arsakya merasa bersalah karena merasa telah mengecewakan Umma nya yang ia sayangi.

“ Umma, abang—”

“ sejak kapan bang? ”

“ sejak kelas 1 SMA sampai kini Abang lulus SMA.”

Alesa tidak percaya, ia membungkam mulutnya sendiri. Selama ini kah anaknya menyembunyikan nya.

“ kenapa Abang gak bilang sama Umma dan Abba? Apa karna kita—”

Arsakya menggeleng, “ ngga Umma, Abang lakuin gini karena abang—”

“ sudah bang, Umma sedikit kecewa sama Abang. Umma mau masuk ke kamar dulu. Abang kalo mau pergi ga papa, Umma izinin.” ucap Alesa lalu pergi meninggalkan anaknya.

Arsakya meneguk ludah nya sendiri, ia merasa benar-benar telah mengecewakan Umma nya.

“ Umma, Abang minta maaf.” ucapnya yang tak di gubris Alesa.

Arsakya menghela nafas panjang, lalu laki-laki itu tidak jadi pergi. Ia duduk di kursi sambil mengacak-acak rambutnya.

“ ya Allah, apa yang harus aku lakukan. Ini memang kesalahan ku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.”

•••

Sedangkan di satu sisi, Alesa menangis, ia mengira anaknya telah mengecewakan nya.

Ia tidak pernah berfikir jika anaknya tidak akan melakukan hal-hal yang berbahaya seperti itu. Cukup dirinya saja pada saat remaja dulu.

Alesa merenung sejenak, ia berfikir akankah ia memberitahu sang suami atau tidak? Ia begitu bingung.

Ceklek.

Alesa terperanjat melihat pintu yang di buka, ia lalu segera mengusap air matanya.

“ mas...” panggil Alesa setelah melihat suaminya berdiri kokoh di ambang pintu.

Gus Davin yang melihat istrinya sehabis menangis, ia pun menghampirinya.

Tadinya Gus Davin sudah berangkat menuju kantornya, namun pada saat ia mengecek sakunya, ternyata dompetnya tertinggal, alhasil ia putar balik menuju rumahnya.

“ kamu kenapa sayang? ” tanya Gus Davin berada tepat di hadapan sang istri.

Alesa yang di tanya seperti itu, langsung mendekap erat tubuh sang suami.

Tak terasa ia kembali menangis, hingga membuat Gus Davin kembali bingung.

“ ada apa? Cerita sini.”

Gus Davin mengelus punggung istrinya, agar sedikit lebih tenang. Dan benar saja, Alesa sedikit lebih baik sekarang.

Alesa menguraikan pelukannya, lalu ia mendongak menatap wajah suaminya.

Takdir Cinta Seorang GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang