kebersamaan

392 37 4
                                    

Sore harinya, keluarga Gus Davin kini berkumpul di ndalem.

“ dek, kamu kalo sore belajar di pesantren yah, biar bacaan Al-Qur'an kamu makin lancar.” ucap Gus Davin.

Hasna melirik Gus Davin, “ emm... Abba.. belajarnya di rumah aja ya? Nanti adek suruh Abang yang ngajar deh. Ga usah di pesantren yah.”

Alesa menatap wajah putri sulungnya dengan tatapan heran, “ kenapa gitu dek? Kan di pesantren nanti adek bisa kenal lebih banyak lagi temen-temen nya, Apalagi santri dan santriwati yang baru masuk.”

Hasna menggeleng, “ ga mau ah, yang ada adek insecure karna mereka pada lancar-lancar baca Al-Qur'an.”

Alesa terkekeh, “ adek tuh ya, makanya semakin adek berteman sama mereka, maka adek semakin yakin kalo nanti juga pasti bisa selancar seperti mereka membacanya.”

Gus Davin terus memperhatikan istrinya yang tengah menasehati sang anak.

Tak terasa ia tersenyum tipis, istri yang dulunya sama persis sifatnya dengan sang anak, kini sudah berangsur berubah 190° menjadi sosok ibu rumah tangga yang benar-benar bisa mendidik anaknya.

Alesa yang tersadar suaminya memperhatikan dirinya merasa salting, walaupun sudah puluhan tahun ia hidup dengan suaminya, namun rasa salting itu masih tetap ada.

“ ehm, ” Alesa berdehem, “ nanti pokoknya adek harus sering belajar di pesantren ya. Nanti di bantu juga sama Abba dan Abang kalo enggak ke kantor.”

“ umma enggak? ” tanya Gus Davin.

Alesa menggeleng, “ tugas umma kan ibu rumah tangga, membereskan semua peralatan di rumah.” ucapnya dengan cengiran khasnya.

“ kalo tugas ponpes kan tugasnya Abba dan abang.” lanjutnya sambil terkekeh kecil.

Tok! Tok !

Ke empat orang tersebut menoleh ke arah pintu ndalem.

“ biar Abang saja umma yang buka, ” ucap Arsakya melihat umma nya yang akan beranjak berdiri.

Alesa mengangguk, membiarkan putranya membuka pintu tersebut.

Ceklek.

“ accalamualaicum...” ucap seorang anak kecil.

Semua yang mendengarnya di ndalem menjawab salam tersebut.

“ waalaikumsalam.”

“ woah ponakan Aunty....” Hasna berlari mendekati anak kecil yang sudah menginjakkan kaki nya di lantai.

“ sini masuk dulu mas Reyhan, mbak Rena.”  ucap Arsakya mempersilahkan keduanya masuk, sedangkan sang anak kecil tadi sudah berada di gendongan Hasna.

“ eh Gus Reyhan, Ning Rena. Sini duduk dulu.”

Kedua orang itu duduk berhadapan dengan Alesa dan Gus Davin.

“ gimana kabar kalian? ” tanya Gus Davin.

“ Alhamdulillah baik Gus. Kalo Gus Davin dan Ning Lesa gimana kabarnya? ”

“ Alhamdulillah baik juga.”

Gus Reyhan melirik wajah Arsakya, “ Gus Sakya gimana kabarnya? ”

Arsakya mendongak lalu tersenyum tipis, “ Alhamdulillah baik mas,” ucapnya sembari tersenyum canggung.

“ loh tadi Gus Ilham nya kemana? ”

Ilham adalah anak satu-satunya Gus Reyhan dan Rena, usia Ilham kisaran 4 tahunan.

“ tadi sama dek Hasna umma, ” timpal Arsakya memberitahukan.

Alesa mengangguk, “ sebentar ya, tak buatin minum dulu.” ucapnya setelah itu pergi.

Takdir Cinta Seorang GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang