04. Hazwan pingin ibuk

31 8 0
                                    

Di sini lah mereka sekarang. Hazwan, Jaka, Jazel dan juga Rendi duduk dengan kepala tertunduk.
Bapak menghela napasnya sambil meletakkan nampan yang berisi air putih.

"Siapa yang mau cerita sekarang?" tanya bapak. Saat itulah Jaka dan Hazwan mendongakkan kepalanya lalu mengangkat tangannya.

"Gue aja lah ka," ucap Hazwan.
"Gue aja wan, gue yang salah."
"Gue yang berantem di sini ka."
"Tapi lo berantem gara gara gue," Jaka membalas ucapan Hazwan dengan rasa tidak mau kalah.

"Jadi gini om, tadi pagi Jaka udah ribut sama Agas. Itu loh om anak cowo yang pernah om liat waktu jemput Hazwan pas basket. Nah alasan ributnya itu juga ga jelas, Hazwan kemarin cuman blas ejekannya agas. Udah om jangan khawatir, agas cuman bocah baperan." Bapak mendengarkan ucapan Rendi lalu menatap ke arah Hazwan.

Hazwan yang sadar dengan tatapan marah bapak lalu berjalan mendekat ke arah Bapak lalu menggenggam tangan bapak, "Pak. Aku gak terima kalo ada orang yang jelek jelekin ibuk ataupun bapak, Agas ngatain aku ga punya ibuk pak. Aku marah, meskipun pada kenyataannya aku emang ga punya ibuk tapi dia ga punya hak bilang gitu ke aku," tuturnya. Bapak mengangguk, "Bapak paham nak."

"Maafin Hazwan ya pak, Hazwan janji ini terakhir Hazwan berantem."

Bapak menatap ke arah ketiga teman teman Hazwan lalu mereka mengangguk dan ikut berjanji.
"Janji jangan berantem, bapak itu tau kalo masa masa SMA itu kalian itu mulai pingin ngerasain hidup bebas dan juga jiwa jiwa anak muda dalam diri kalian itu sedang menggebu-gebu. Tapi, kalau sampai seperti ini gimana? Bapak bukan mau melarang kalian buat bergaul atau apapun, kalian boleh bergaul asalkan jangan sampai seperti ini."

Jazel mengangguk, "Iya om, maaf."

Bapak tersenyum lalu berdiri dari Sofanya lalu berjalan menuju kamar, "Lanjutkan pekerjaan kalian bapak mau istirahat dulu."

"Bapak dari mana?" tanya Hazwan.

Bapak menoleh lalu tersenyum, "Kerjaan nak, udah sana ke temen kamu."

Hazwan mengangguk lalu kembali ke arah ruang tamu.
.
.
.
.
.
.
.
.

7 Februari 2023,

Hazwan sudah tumbuh besar menjadi seorang remaja yang sedikit pembangkang. Sekarang, dia susah banget buat dikasih tau. Tapi tetep aku pegang tangan dia.
Hazwan tetap menjadi anak kecil di mata saya. Seorang anak yang cengeng dan juga ga berani sama orang meskipun dia baru saja menghajar temannya.

Buat agas, jangan sakiti anak saya ya nak. Dia beruang saya, jangan sakiti beruang saya. Tapi lucu juga waktu dia ngadu. Nak agas, jangan bilang Hazwan ga punya ibu nak. Saya ini bapak sekaligus ibu untuk Hazwan, jangan ngejek Hazwan kayak gitu ya nak.

Saya akan tetap bertahan untuk Hazwan, putra kecil saya.

Bapak.

Bapak menutup buku catatannya lalu menaruh buku tersebut pada tumpukan pakaiannya di lemari baju dan setelahnya ia mengintip kegiatan sang putra dengan teman temannya.

"Weh liat liat!"

Terlihat Hazwan yang menari di depan teman temannya, tarian tidak jelas namun mampu membuat semua orang yang ada di sana tertawa terbahak-bahak.
"Gila! Hebat banget gue njing!" Ucap Hazwan bangga.

Setelah mengintip kegiatan Hazwan, bapak kembali pada ranjangnya lalu memilih untuk tidur sambil menatap ke arah luar jendela dan tanpa sadar mata bapak tertutup dan bapak tertidur.

Dear Bapak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang