Bapak menatap sang putra yang berlari menghampirinya.
"Kenapa?" tanya bapak, Hazwan tertawa lalu duduk di samping bapak."Jaka dikejar banci hahahaha."
Om Jay dan istrinya sontak berdiri dan melihat putranya yang berlari dari kejaran banci. Jazel dan Rendi berlari ke arah mereka lalu menatap semuanya bingung, "Bang Mahen?" tanya Rendi.Om Jay juga mencari keberadaan putranya tersebut.
"Itu bang Mahen," ujar Hazwan menunjuk bang Mahen yang bersembunyi.Sesaat kemudian bang Mahen berlari ke arah orang tuanya dan menunggu adiknya tersebut lepas dari banci yang mengejarnya.
"Kok bisa nak?" tanya bapak, Hazwan menggelengkan kepalanya.
"Ga tau."Setelahnya Jaka berlari menuju om Jay dan bersembunyi di belakang sang ayah.
"HUS HUS SANA!"
.
.
.
.
.
.
.Hari mereka akhiri dengan berfoto bersama dan terakhir adalah Hazwan dan juga bapak. Hazwan berfoto sambil menggandeng tangan bapak.
"Om Jo deketan sama Hazwan," ujar Jazel. Bapak menatap sang anak lalu mendekat."Satu...dua...tiga."
Cahaya kamera berpijar.
Bapak menatap foto tersebut, setelah dari taman bermain kemarin bapak menatap foto tersebut Lamat Lamat.
"Tingginya mau melebihi aku," ujar bapak.Foto tersebut bapak tata berjejer dengan foto sang istri.
Saat bapak menaruh foto tersebut, tanpa sadar darah mengalir dari hidung bapak. Dengan cepat, bapak pergi ke kamar mandi dan melewati Hazwan yang tengah menata kamarnya.
"Pak?"
Hazwan mengekori bapak, "Bapak?"
Bapak membasuh hidungnya yang berlumuran darah, "Bapak kenapa?" tanya Hazwan dengan nada bergetar takut.
"Bapak, aku telpon om Jay ya?"
Bapak menggelengkan kepalanya, "Gausah, ini cuman mimisan. Bapak gapapa."
Hazwan menggelengkan kepalanya, "Darahnya ga mau berhenti... Hazwan telponin."
Bapak menahan Hazwan, "Bapak gapapa."
Hazwan membantu bapak untuk mengambil tisu dan membantu bapak untuk membersihkan darah dari hidungnya. "Ayo ke Rumah Sakit."
Bapak tetap keras kepala, bapak tidak mau.
"Gausah, udah selesai mimisannya."
Hazwan terisak, "Bapak ada yang sakit?"
Bapak menggelengkan kepalanya, "Bapak gapapa."
***
Hari demi hari terlewati. Hazwan mulai sibuk-sibuknya, sibuk ujian bahkan sekarang ditambah kelas tambahan di sekolah. Beberapa kali dia melihat ke arah jam namun belum menunjukkan jam pulang."Kalo selesai bisa langsung pulang."
Hazwan mengerutkan dahinya, dia mengerjakan soal fisika tersebut cepat cepat.
"Wawannn."
"Wannnnnnn."
Panggil Jaka berbisik, Hazwan menutup telinganya.
"Hazwannnnn," kini Rendi.Hazwan tidak memperdulikan panggilan dari teman temannya tersebut. Dia ingin cepat selesai dan pulang untuk bertemu dengan bapak.
"Udah," ucapnya lalu membereskan tasnya."Loh?" jazel menatap Hazwan.
"Bu ini."
Hazwan memberikan kertas tersebut dan berlari ke arah luar kelas. Dia mengambil motornya dan menjalankan ke luar sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bapak
FanfictionBapak adalah seorang cinta pertama bagi anaknya. Bukan hanya cinta pertama namun sebagai pahlawan bagi anaknya juga. "Pak, bapak." Panggilan tersebut terdengar lucu saat seorang anak menyebutkannya dengan nada merengek. "Kamu pingin makan apa nak...