BAB 6

760 101 15
                                    

Pairing : Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno
Genre : Romantis, Adult, Misteri, Fantasi
Penulis : WDA
Karya: ke 4
Rated: T+M
Bahasa: Indonesia
Typo: sudah pasti sulit di pahami
.
.
.
.
.




-THE DEVIL-

"Berteriaklah kalau aku menyakitimu, Sakura"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Oii Sasori Haruno" pria berambut kuning dengan garis mirip kumis di pipi memanggil seorang pendekar berambut merah menyala.

"Saya yang mulia Naruto" pria bernama Sasori melangkah mendekati tuannya dengan langkah yang cukup sopan.

"Duduklah Sasori. Kita sudah bertahun-tahun tidak pernah mengobrol santai kan-dattebayo"  ujar Naruto menepuk-nepuk bantalan empuk yang tergeletak di sebelahnya. Deretan giginya terlihat saat Sasori menuruti perintahnya.

Semua orang mengakui bahwa Naruto adalah pria yang ceria dan ramah terhadap siapa pun. Bahkan dia tak pernah di anggap sebagai pangeran atau bahkan raja oleh orang-orang. Sebab dia tidak ingin di perlakukan berbeda dengan orang lain. Menurutnya sangat tidak mengasyikkan saat mengobrol yang terlalu formal.

"Sasori. Kau pria yang berada dari desa Ame itu kan?" Tanya Naruto masih dengan nada yang sangat ramah.

"Betul yang mulia" jawab Sasori menganggukkan kepalanya. Sorot matanya terus kebawah tak berani menatap tuannya.

"Hei.. aku tidak suka kau bersikap seperti ini padaku-dattebayo.... Kita berteman. Kita hampir bersama selama enam tahun Sasori" ujar Naruto mengerucutkan bibirnya gemas.
"Kita itu sama. Jadi panggilan namaku saja-dattebayo" lanjutnya.

"Baik tuan.. maksud saya baik Naruto" sahut Sasori perlahan menatap mata Naruto dan ia langsung melihat Naruto tengah meringis ceria degan deretan gigi yang terlihat dan matanya yang menyipit.

"Sasori. Apa kau tak ingin mengambil cuti. Aku selalu memberimu izin cuti. Aku tidak mau orang yang bersamaku kelelahan karena ku. Kau butuh rileks juga-dattebayo"

Sasori menundukkan kepalanya. Jujur ia ingin sekali kembali ke desanya dan bertemu dengan adik semata wayangnya yang sangat ia sayangi. Sudah cukup lama ia meninggalkan adiknya sendiri di rumah. Padahal ia begitu merindukan adiknya. Namun ambisi yang terlalu besar soal terbunuhnya sang ayah yang membuat dirinya enggan untuk kembali ke rumah sebelum dirinya berhasil membunuh sosok tersebut.

"Terimakasih Naruto. Jujur aku ingin kembali. Aku sangat merindukan adik perempuanku satu-satunya.... Entah seperti apa dia saat ini" jelas Sasori mengalihkan pandangannya keluar jendela. Sekilas bayangan sang adik terlihat di pelupuk matanya.

"Ambillah cuti Sasori. Anggap saja ini untuk adik mu. Apa kau yakin masih tetap berusaha mencari seseorang yang membunuh ayahmu?"

Sasori menganggukkan kepalanya mantap. Ia merasa begitu dendam dengan sosok tersebut yang sudah membunuh sang ayah dengan sangat keji. Bahkan kematian sang ayah mengakibatkan sosok ibunya seakan lupa diri.

"Aku juga ingin sekali tau kabar adik ku Naruto"

"Temuilah dia Sasori. Kau bisa kembali lagi setelah kau ambil cuti" Naruto menepuk pundak Sasori lumayan kuat. Sebab ia merasa begitu kasihan dengan Sasori yang sudah kehilangan kedua orang tuanya dan harus merawat adik kecilnya yang merah muda. Tanpa disadari, Sasori menitikkan air matanya mengingat betapa menderitanya adik semata wayang dan juga dirinya sendiri.

"Terimakasih Naruto. Aku akan kembali setelah pengangkatan dirimu menjadi seorang Raja" kata Sasori sembari tersenyum membayangkan dirinya bertemu dengan sang adik semata wayangnya yang sudah sangat lama tak pernah berjumpa.

THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang