ending

158 13 0
                                    

[ Penghujung musim dingin 2018 ]

Bulan bersinar terang kala itu, salju juga mulai turun ke tanah bumi, setiap langkah kaki pun terdengar berderit karna salju. Kepulan uap selalu muncul di setiap hembusan nafas.

Haitani Ran

Pria itu kini tumbuh menjadi pria tampan nan mapan, ia kini memiliki usaha bar bersama adiknya. Penampilannya banyak berubah, mulai dari surainya yg kini di potong pendek dan diwarnai dengan perpaduan ungu tua dan muda.

Lapangan basket dan taman komplek.

Tempat yg dipenuhi memori manis, tempat dimana ia bertemu dengan sang pujaan hati yg sampai kini masih ia rindukan.

"Lu dah bahagia ya disana, sampe lupain gua? Gua boleh nyusul gak si?" Ran tak tau, gadis itu menyuruhnya untuk tetap bertahan menunggu, ia hanya bisa menanti dan menanti berharap Tuhan mempertemukan mereka kembali.

Manik ungunya menelisik dan terpaku saat melihat sebuah bola basket tampak tergeletak disana.

'Bola basket?' batin Ran bingung. Lapangan basket itupun tampak habis dipakai, beberapa jejak sepatu dan basket membekas di permukaan lapangan.

Selama salju turun, lapangan basket itu tetap rapih tak tertutup salju karna Ran membayar orang untuk selalu membersihkannya, hal itu memungkinkan seseorang memakai lapangan basket ini untuk bermain. Tapi jarang sekali ada yg memakai lapangan ini, kemana si pemilik bola ini? Apa mungkin dia pulang karna sudah malam?


"Pake sebentar gapapa kali ya"

Pria itu mulai memantulkan bola basket tersebut, melakukan beberapa trik, sampai seseorang menghentikan kegiatannya.

"Permisi?"

Degh!

Jantung Ran terasa berdetak kencang, ia merasa tak asing dengan kejadian ini, ia pun menoleh ke asal suara, seperkian detik kemudian manik ungunya membulat mendapati seorang wanita yg tak asing.

Surai perak sebahu, manik coklat, paras wajah itu tampak familiar. Pakaiannya pun tak kalah sama, hodie dan celana training panjang.

Ran mendekati insan tersebut untuk memastikan bahwa dugaannya benar.

"Woi woi tahan! Kau mau apa tuan?" ia berjalan mundur menjauhi Ran.

Tak salah lagi, sosok itu adalah wanita yg ia lihat di siaran TV luar negeri pagi tadi. Seseorang yg dijuluki The rabbit dan berhasil membawa timnya memenangkan kejuaraan nasional basket.

"(Name)?"

Yg di sebut (name) sempat tersentak lalu mendengus angkuh, "hahaha ternyata ada juga yang mengenalku di Jepang, ternyata aku terkenal juga. Ya, tuan, aku (name) salah satu anggota tim NBA yg mengalahkan brazil kemarin"

Seketika ran sweatdrop, perempuan ini masih sama seperti dulu, pedenya kelewat batas. Bisa gak lebih drama dikit.

"Haitani Ran, ingat?"

(Name) menelengkan kepalanya bingung, beberapa saat kemudian memekik terkejut, "kau juga kenal dia?"

Ran sudah tak bisa berkata kata lagi dengan (name), apa bola basket sering menghantam kepalanya sampai sebodoh ini.

"Lu beneran lupa sama gua ya?" tanya Ran lesu, ia menghela nafas gusar lalu berbalik meninggalkan (name) disana.

"Pfft—BWAHAHAHA!! Gua bercanda, Ran"

Haitani ran | BasketballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang