bonus

140 14 1
                                    

"Sayang, bangun"

Suara bariton seorang pria terdengar lembut di telinga (name), puan kala membuka setengah matanya dan bangkit dari posisi tidur, sebuah kecupan manis mendarat di seluruh wajahnya. Pelakunya adalah Ran, pria yg kini telah menjadi suaminya.

Surai ungunya tampak basah, dan tercium bau harum dari tubuh suaminya.

"Kamu udah mandi? Kenapa gak bangunin aku?" tanya (name) masih mengumpulkan kesadarannya.

"Kamu tidurnya nyenyak banget, gatega aku tuh, mandi gih, hari ini ada jadwal latihan kan"

(Name) mengangguk kecil, berjalan lunglai ke arah kamar mandi, sedangkan Ran bergegas ke dapur untuk membuat sarapan. Hal ini sudah menjadi hal biasa untuk pasangan haitani, Ran selalu membantu pekerjaan rumah begitupun dengan (name) yg tetap menjalankan kewajiban nya sebagai istri.

Selang beberapa menit Ran sibuk memasak, (name) muncul untuk membantu Ran membuat sarapan pagi ini.

"Bikin apa?"

"Omelet"

"Aku siapin minumannya ya"

Ran mengangguk setelah mendapat kecupan di pipi dari (name). Begitulah keseharian Ran dan (name) sebagai pasangan suami istri, mereka hampir selalu melakukan semua bersama.

"Anak anak udah dibangunin?"

"Udah, bentar lagi paling turun"

Seperti yg Ran katakan, tak lama munculah seorang pemuda yg kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Ohayo papa, mama"

Haitani ryouta, anak pertama Ran dan (name) yang kini menginjak umur 18 tahun, surai putih yang diturunkan dari Sang ibu Dan maniknya yang berwarna ungu diturunkan dari Sang ayah. Tampan? Jangan ditanya bibit unggul haitani tak pernah mengecewakan.

"Ohayo ryo" balas Ran.

"Good morning honey, where twins? They're awake?" ucap (name) usai menyajikan 4 gelas susu, dan segelas kopi untuk Ran. Ia menyambut si sulung dengan usapan lembut di surai putihnya yg senada.

"already mom, mungkin mereka lagi ribut, bentar lagi juga turun" jawab si sulung mencium pipi sang mama.

"Hey, Don't kiss my wife" imbuh Ran seraya menyajikan sarapan.

"Papa, she's my mom too" jawab ryouta.

"Ekhem"

Ayah dan anak tersebut berjengit kaget "gomenasai"

Setelah keduanya tenang, datang lah dua manusia kembar dengan wajah masam tampak merajuk satu sama lain.

"Ohayo, kalian kenapa hmm? Pagi pagi udah asem mukanya" tanya Ran.

Akio dan akira anak kembar Ran dan (name) yg sudah memasuki jenjang SD. mereka terlihat seperti Rin dan Ran sewaktu kecil, tapi bedanya akira berjenis kelamin perempuan dan akio laki laki, sama sama bersurai pirang dengan manik ungu.

"Akira, minta maaf ke abangmu" tegur (name) yg tau pasti si bungsu lah yg mencari masalah, anak perempuannya itu memang agak ber bar.

Dan benar saja Akira berjengit tebakan ibunya benar, "Ha'i mama. Gomen akio" ucapnya mencicit.

"Akio janai, nii-chan dayo nii Chan!" Bantah akio

"Kita cuma beda 3 menit akio"

"Tapi aku lahir lebih dulu"

Ahh sebenarnya memang mereka lah yg selalu mencari ribut satu sama lain.

"Aki. Duduk di bangku dan habiskan sarapan kalian" keributan di pagi hari sudah menjadi hal biasa di telinga (name).

Dua insan itu langsung menurut, cukup takut dengan ibunya.

Semenjak menjadi ibu, (name) memiliki segudang kesabaran, selalu berbicara lembut namun tegas. Berkebalikan dengan Ran yg selalu memanjakan putra putrinya.

~•~

Ran bersender pada kab mobilnya tampak menunggu seseorang yg kini tengah ia pandangi fotonya di ponsel. Ran selalu menjemput (name) pulang karna dengan begitu ia bisa menikmati waktu berdu tanpa anak anak.

*Fyi
Di timeskip ini caca pake timeline terakhir tokyo revenger, dimana gaada bonten, dan haitanis mengelola usaha bar. Kalo (name) yg sebelumnya jadi atlet baket Amerika, sekarang beralih jadi athletic trainer di Jepang.

Ran mendongak kala mendengar namanya dipanggil wanita cantik di pintu gor, wanita itu berjalan dengan riang menghampiri suaminya.

(Name) melompat ke pelukan Ran, hidung keduanya saling menggesek gemas satu sama lain, tak lupa memberi kecupan manis melepas rindu dan penat seharian bekerja.

"Dah makan malem belum?" Tanya Ran.

"Belum hehe" kekeh (name) menjawab

"Dinner date yuk, dah lama gak berduaan"

"Anak anak?"

"Kan ada Rin. Yuk"

"Boleh" (name) mengangguk yakin, lalu kembali melanjutkan ucapannya, "pulangnya ke supermarket bentar ya beli bahan bolu, Rin pasti bakal minta sebagai bayaran jagain anak anak"

"Siap ratu"

.

.

.

The end.

Iya, abis. Segitu doang, Caca gaada ide lagi😭

Lemonnya gajadi ya bunda karna dah puasa🙏

Makasih untuk semua reader yg udah baca book ini. Buat yg suka vote lope lope sekebon buat qmuh, ketjub manjah😘

Maaf kalo ada kemiripan, typo, alur gak jelas.

Dilarang mengcopy/plagiat, book ini pure hasil perputaran otak Caca sendiri, kalo ada sedikit kemiripan wajar, tapi kalo semua alur mirip siap siap Caca santet.

Haitani ran | BasketballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang