Hari hari berlalu, tak terasa turnamen kini telah sampai pada puncaknya. Dan seperti yang di harapkan, (Name) dan timnya masih bertahan hingga hari ini.
Di hari terakhir turnamen, akan dilakukan pertandingan terakhir untuk menentukan siapa yang pantas melangkah menuju nasional. Tentunya Tim terkuat lah yg mendapatkan tiket Nasional.
Tim yang akan bertanding hari ini adalah Taumi vs Akuma
"(Name) lu gapapa?"
Yg dipanggil pun menoleh, "gapapa, kenapa emang?"
"Lu udah keringetan aja padahal belum pemanasan" jawab Inosaka
"Gua oke kok, agak bersemangat aja pintu nasional dah di depan mata" (name) memasang senyum lebarnya dengan jempol yang mengacung.
"O-oke"
"Napa lu? Takut sama Akuma" nada bicara (name) terdengar mengejek membuat Inosaka tersulut.
"KAGAK YE NYINK, LIAT NANTI LO"
"Iya iya gua liat" (name) tersenyum tengil
"SIAL JANGAN MULAI LO"
(Name) terkekeh kecil lalu berucap dengan tatapan yg dipenuhi tekad membara, "Pertandingan terakhir kita di SMA, jangan ngecewain oke"
"Tch, ayo kita buktiin"
Entah mengapa, Inosaka merasa ada yang (name) sembunyikan. Walau mereka terlihat tak pernah akur dan selalu bersaing dalam basket, sebenarnya mereka sangat dekat bahkan sejak smp. Rumahnya juga dekat dengan rumah nenek (name).
Tak lama mereka pun memulai pemanasan setelah mendengar aba aba dari wasit, coach memberi arahan pada tim kemudian pertandingan pun di mulai, raut Wajah mereka terlihat serius siap dengan posisi mereka.
Lawan mereka di final ini bukan main main, lebih menyeramkan dari lawan lainnya, akuma benar-benar Tim iblis yang tak akan segan menciderai lawan mereka, rumornya Tim akuma sering menyuap panitia acara agar tak terkena banyak pelanggaran.
Tapi bagi Tayumi mereka bukanlah masalah besar, buktinya selama 5 tahun berturut-turut Tayumi berhasil lolos ke nasional mengalahkan Akuma dengan usaha murni.
.
.
.Satu set terlewati dan dimenangkan oleh Tayumi, beruntung tak ada satu orang pun yg masuk ke jebakan Akuma.
'Sial, pala gua pusing, badan gua mulai lemes' batin (name) menghela nafas panjang dan merenggangkan tubuhnya.
"(Name), ini dari cowo kepangan disana" Ayano memberikan sebotok isotonik pada (name).
Manik coklat puan pun lantas tertuju pada Ran yang terduduk manis di bangku penonton tak jauh darinya. Ranum (name) bergerak mengucapkan terimakasih tanpa suara yang diangguki Ran.
'Tengkyu banget Ran lo nyelamatin gue, minum isotonik pasti bakal enakan' imajiner (name) terharu. Sebotol isotonik itu langsung habis dalam beberapa teguk.
"Ha'i kumpul" imbuh coach memanggil seluruh tim untuk membahas strategi selanjutnya.
Pluit dibunyikan keras, tanda agar para pemain memasuki lapangan untuk set kedua.
'Ayo pasti bisa, harus ke nasional'
Manik coklat (name) terlihat penuh tekad, jiwanya menggebu gebu. pokonya Ia tak boleh gentar hanya karna lemas, ia tak mau melewatkan kesempatan terakhir di masa SMA nya.
~•~
Gelegar sorak penonton memenuhi stadium meneriaki tim yang mereka dukung tak memecahkan fokus puan pada Pertempuran menuju nasional. Bola basket terus digiring dan di oper memasuki area musuh tanpa ragu dengan keinginan kuat memasukan bola ke dalam ring lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haitani ran | Basketball
Fiksi PenggemarHaitani Ran x reader lapangan ini adalah saksi pertemuan kita dan bola basket ini bagai benih yg perlahan tumbuh menjadi cinta diantara kita Tentang kisahmu bersama Haitani Ran diatas lapangan basket yang terus berlanjut ketingkat lebih tinggi lalu...