Ran menatap kearah luar dimana ribuan tetesan air jatuh dan melebur ketika mendarat, kini dia dan saudaranya tengah berada di markas geng yang baru saja merekrut keduanya untuk bergabung.
Melihat hujan yang turun di malam hari, membuat pikiran Ran tertuju pada gadis berkuncir kuda yg selalu ia temui di lapangan basket komplek nya ketika malam.
Rambut abu abu peraknya yang bergerak liar ketika sang puan asik memainkan bola basket terlihat sangat indah, gerakan tubuh sang gadis yg gesit ketika menghindari nya terlihat seperti penari handal, tawa dan suaranya yang selalu mengalun merdu, dan jangan lupakan penampakan si gadis ketika dibanjiri oleh keringat setelah tanding. Aah semuanya begitu indah dan candu bagi pemuda berkepang ini.
Bahkan bau khas si gadis yg ia sempat hirup dari handuk toscanya masih terekam jelas.
Caca gk jago bikin kalimat beginian :/
Sangking lamanya termenung membuat Ran tak sadar jika awan tak lagi menumpahkan muatannya, dan saudaranya sedari tadi terus memanggil namanya.
Sebuah tinjuan halus pun di lancarkan guna menyadarkan sang kakak "aniki ayo balik laper gua"
"Hah? oh, iya, ayo" Ran melompat turun lalu berpamitan pada sang raja dan yang lain sebelum pergi meninggalkan markas.
"Lo bengongin apaan si Ampe senyum senyum sendiri, cewe yaa~"
"Kalo gw bilang iya gimana?"
Rin tersentak kaget, seorang Ran mikirin cewe? Padahal biasanya isi kepala Ran cuma geng dan rin, "bang lu kalo becanda jangan serius"
"Setengah setengah si"
~•~
Kaki jenjangnya melangkah menapaki jalan yg masih basah karena guyuran hujan, dengan bau petrikor yang masih menguar samar samar menemani perjalanan seorang pemuda berkepang.
Ia baru saja selesai makan malam bersama saudaranya di sebuah kedai ramen, lalu berpisah karena berbeda tujuan.
Ran mengubah arah langkah kakinya ketika eksistensi nya menangkap mesin minuman di ujung jalan, ia menghampirinya untuk membeli 2 kaleng minuman, kemudian kembali berjalan ke tujuan awalnya.
Sesampainya di lapangan basket hanya kosong yang ran dapat, suara dentuman basket dan decitan sepatu tak terdengar, bahkan sosok gadis yg terus memenuhi pikirannya tak terlihat tengah menduduki tempat apapun.
Namun Ran tetap menapakan kakinya berjalan menuju ayunan di taman yang berada tepat di samping lapangan, lalu mendudukkan dirinya disana.
Hingga satu jam berlalu (name) belum juga datang.
Ran masih setia menunggu si gadis datang dengan tas sportnya, lalu mulai bermain dengannya. 2 kaleng minuman yang ia beli telah habis diteguk sebagai teman menunggu. Masa bodo dengan niat awal memberikan satu kaleng pada si gadis, bisa beli lagi kan.
Ran bangkit dari ayunan, bokongnya terasa kebas sebab terlalu lama duduk, kini ia memutuskan untuk pulang tak lagi menunggu si gadis basket, (name).
"Mungkin dia gk dateng karna lapangan basah, abis ujan kan" gumam Ran bermonolog.
Kemudian Ran melenggang pergi meninggalkan lapangan, mungkin besok Ran bisa datang lagi dan menemukan (name) yang tengah memantulkan bola atau terduduk di lapangan.
~•~
Esok malamnya...
"Pergi lagi?" tanya rindou pada saudara tertua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haitani ran | Basketball
FanficHaitani Ran x reader lapangan ini adalah saksi pertemuan kita dan bola basket ini bagai benih yg perlahan tumbuh menjadi cinta diantara kita Tentang kisahmu bersama Haitani Ran diatas lapangan basket yang terus berlanjut ketingkat lebih tinggi lalu...