Mobil yg melaju menuju tujuannya, gedung gedung yg menjulang tinggi, orang orang yg berlalu Lalang melangkah di atas terotoar, para pekerja, wisatawan, atau remaja sekolah sama seperti dirinya, begitu lah yg (name) lihat dari balik kaca bus sepanjang perjalanan pulang.
Pandangannya pun teralihkan kala setitik air menempel di kaca bus di susul ribuan butir air yg jatuh membasahi jalanan dan sekitarnya. (Name) tersentak sadar dari lamunannya, seingatnya ramalan cuaca tadi pagi mengatakan bahwa cuaca siang ini cerah.
Sial, ia tak membawa payung di tasnya, bahkan jaket pun lupa ia bawa. (Name) hanya bisa menghela nafas pasrah, ia tak bisa menyalahkan berita tadi pagi karna kecerobohannya, dan cara kerja semesta. Mungkin nanti ia akan berteduh di halte tempatnya turun.
Tak lama suara seorang wanita terdengar, memberi tahu jika mereka akan tiba di halte selanjutnya. Lantas (name) bangkit dari duduknya tak lupa menenteng tas belanjaannya bersiap untuk turun.
Sang gadis langsung bergerak cepat kala menginjakkan kaki keluar dari bus dan berteduh di halte, lalu dara hanya bisa duduk terdiam menatap guyuran hujan.
Lagi lagi dirinya menghela nafas, sepertinya kesialan tengah menimpanya, lagu yg sebelumnya mengalun tiba tiba mati, (name) pun langsung mengecek benda yg terhubung earphone dan mendapati ponselnya mati karna kehabisan daya.
'yaudah gua bengong kek orang bego disini' batin (name) seraya memasukan ponsel dan earphonenya ke tas.
Satu jam telah berlalu dan langit tak menunjukan tanda tanda berhentinya hujan, (name) hanya bisa bengong menatap langit yg tak kunjung cerah.
"Liatin apa si keknya serius banget?"
"SETAN!!" Kaget (name) melempar tasnya ke arah sosok berambut panjang.
"Aw! Lu ke sekolah bawa batu apa gimana, berat banget buset" sosok itu meringis sambil memungut tas sekolah yg menghantam tubuhnya tadi.
"LO, SIAPA??!!! HANTU KAN?!!" (Name) masih terkejut bahkan bergerak menjauh.
Jika ditelisik, wajah dan suaranya terasa familiar. Surai panjangnya berdominasi hitam berbelang pirang. Tunggu, kaya kenal tapi siapa?
"Gue Ran astaga"
"Hah... Ran?"
"Iya nih" pemuda itu memegang rambutnya dengan kedua tangan seakan tengah di ikat di kedua sisi.
Raut wajah sang dara melega dan hanya sepatah kata yg keluar dari bibirnya, "oh"
Wajar ia terkejut karna pemuda itu tak terlihat seperti biasanya, mahkota panjang dwiwarnanya yg dibagi dua dan diikat kepang. Kini dibiarkan terurai dan wajah sayunya yg semakin membuatnya terlihat seperti hantu.
"Lo ngapain bengong disini?" Tanya Ran ikut duduk dan meletakan tas (name) di sebelahnya.
"Kejebak ujan lah, ramalan cuaca tadi pagi meleset" jawabnya.
Tatapan Ran beralih pada sekantung belanjaan di sisi dara, "Lu abis belanja, kenapa gk beli payung sekalian?"
"Ya mana gua tau bakal ujan, orang ujannya turun pas gw lagi di bis"
"Sial amat lu"
"Ya. lu ngapain disini?" Tanya (name) balik.
"Mau beli makan" jawab Ran seraya menyampirkan jaketnya di tubuh sang gadis.
Yg diperlakukan seperti itu pun terkejut memandang pelaku dengan tatapan bertanya tanya, "Lo gk kedinginan, make kaos doang loh"
"Daripada itu mending liat baju lu sendiri, nembus noh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haitani ran | Basketball
FanficHaitani Ran x reader lapangan ini adalah saksi pertemuan kita dan bola basket ini bagai benih yg perlahan tumbuh menjadi cinta diantara kita Tentang kisahmu bersama Haitani Ran diatas lapangan basket yang terus berlanjut ketingkat lebih tinggi lalu...