kejutan

88 15 0
                                    

Sudah hampir seminggu Ran tak bertemu dengan (name), lagi lagi gadis itu menghilang disaat ia sedang merasakan puncak gemuruh cinta. Ran ingin mengirimi pesan namun ragu selalu menghampiri. Ia merasa canggung.

Dan setelah berhari hari, Ran memantapkan hatinya untuk menemui dan meminta penjelasan sang pujaan hati (lagi), ia juga berjanji pada dirinya sendiri jika (name) menolaknya maka Ran akan benar benar mundur berhenti berharap.

Ran muak perasaannya di tarik ulur.

"(Name)? Dia gak masuk 2 hari ini"

"Katanya si sakit"

Jawaban dari dua sahabat (name) ntah kenapa membuat Ran gelisah, ada yg salah.

"Gua minta alamatnya!"

"Hah, lu gatau rumah dia?" kaget ayano

"Bukannya kalian sering kencan? Satu komplek lagi masa gatau rumah mba pacar" timpal Inosaka.

"Gua cuma tau rumah neneknya, dan lagi kita gk pacaran"

Inosaka dan Ayano saling menatap heran dan berbisik, "bukannya mereka saling suka" bisik ini"

"Gatau" balas Ayano berbisik

Inosaka bertopang dagu dan berucap, "tadi pagi gw tanya ke neneknya (name) gaada"

"Hmm sebentar!" Ayano berlari masuk ke dalam kelas, sekembalinya ia membawa secarik kertas. "Ini ada alamat lain selain rumah neneknya, gatau bener atau gak karna kita gaada yg pernah ke rumah dia"

Ran teheran heran (maap caca ngakak dulu), semua yg mengenal (name) tak pernah tau dimana rumahnya, hanya tau rumah neneknya. "Kaito (name)? Bukannya Fujiwara?"

"Fujiwara itu keluarga neneknya" balas inosaka.

"Huh, gw juga baru nyadar, kok bisa beda?" Ayano ikut bingung

"Gaenak si gw ceritanya, ibu (name) meninggal dan marga aslinya Fujiwara, sedangkan Kaito marga ayahnya. Ntah kenapa gw selalu ada perasaan gaenak kalo (name) gaada di rumah neneknya" inosaka bercerita sembari mengelus tengkuknya.

~•~

Cuaca kala siang itu mendung, pertanda hujan akan turun tak lama lagi, tapi hal itu tak membuat Ran mengurungkan niat mendatangi rumah (name) yg tak jauh dari apartemennya.

Sebelum itu ia sempat mampir ke konbini untuk membeli beberapa makanan ringan, karna katanya (name) sakit.

Suasana yg redup, lampu yg berkedip, suasana yg membuat Ran gugup, sebentar lagi ia akan bertemu kedua orang tua (name). Tunggu, ada apa dengan dirinya hari ini, kelimpungan mencari sang pujaan hati.

Tombol bel di tekan, tak lama sang pemilik rumah menyaut dan muncul dari balik pintu tak berniat menghadap langsung pada tamu, hanya kepalanya saja yg menyembul.

"Siapa?" tanyanya dengan tatapan selidik, terlihat raut jengkel di wajahnya.

"Apa benar (name) tinggal disini?"

"Ya benar saya ayahnya, anda siapa?"

'Oh calon mertua'

"Saya haitani ran, pacar (name)"

'Bukannya dia berandalan itu ya? Dan dia bilang pacar? Waduh Bisa bonyok aku kalo dia tau' batin pria itu, ia berdehem untuk menetralkan keterkejutan nya.

"Apa (name) nya ada?" tanya Ran lagi

"Sayangnya (name) lagi di rumah neneknya di shirokanedai" jawab ayah (name) dengan senyum.

'Huh? Bukannya kata inosaka (name) gaada di rumah neneknya, mungkin dia baru kesana' Ran masih berusaha berpikir positif.

"Ooh, kalau begitu saya titip ini untuk (name)" Ran memeberikan sebungkus plastik berisi cemilan dan diterima baik oleh ayah (name).

Haitani ran | BasketballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang