VINE MEETING ROOM
Manager-nim memberikan beberapa lembar jadwal dan rules selama promosi comeback mereka nanti, termasuk pembaharuan aturan dalam management, termasuk leader comebcak yang ditunjuk langsung oleh Vice CEO mereka. Dan untuk comeback kali ini Lea ditunjuk untuk menjadi leader selama promosi berlangsung hingga comeback berikutnya dengan pembaharuan yang sudah terlampir.
"Jika ada yang keliru atau tidak nyaman untuk kalian, silahkan diskusikan sebelum ditandatangani, kecuali yang bercetak biru adalah point-point yang tidak bisa dinego, itu sudah baku"Jelas sang Vice CEO yang duduk di ujung meja panjang mengkilap berbahan polywood dengan kapasitas 10 orang.
Sang Vice CEO menyilangkan kakinya, meletakkan kedua sikunya di permukaan meja, hari ini dia begitu santai dengan kaos putih dan jas dipadu bawahan jeans danim, tidak lupa dia menyematkan kaca mata hitam di kepala yang menjadi ciri khasnya. Sebentar kemudian dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan menyilangkan tangannya di dada.
"Ee...maaf, bisakah kami...itu" Soodam melirik yang lain sebelum melanjutkan kalimatnya, "Mengatur makanan kami sendiri ?" Tanyanya ragu dengan aegyo yang dapat meluluhkan hati siapapun.
Pertanyaan Soodam berhasil membuat kelima member yang lain melongo dan tidak habis pikir di saat serius seperti ini dia justru memikirkan makanan.
"Yang benar saja kau ini...ya Tuhan..." Ucap Lea sedikit mendekat ke arah Soodam dengan suara dipelankan agar tak terdengar yang lain.
"Memangnya kenapa ? Bukankah kalian selalu mengeluh soal makanan ?" Gerutu Soodam merasa apa yang ditanyakan tidak ada salahnya, justru bagus jika mereka mendapat akses lebih bebas soal makanan, toh sejauh ini mereka juga tidak meninggalkan olahraga dan kewajiban menjaga kesehatan mereka.
"Iya..., tapi tidak di depan Tuan Kwon juga Soodamiii...itu bisa kita bicarakan di belakang panggung saja" Balas Lea mulai sebal dengan Soodam.
"Aku hanya ingin berterus terang saja eonni" Lagi Soodam belum mau mengalah dengan apa yang sudah diutarakannya, ya begitulah Soodam jika meyakini sesuatu, dia akan mempertahankannya jika dirasa benar.
"Terserah kau sajalah" Kesal Lea mengakhiri perdebatannya.
"Ah, masalah itu..." Sang manager melirik sebentar ke arah laki-laki yang masih santai menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, "Aturan masih sama, tidak ada yang berubah. Kalian bisa menikmati di luar menu yang ditetapkan nanti setelah masa promo berakhir dan saya harap kalian mengerti itu" Lanjut sang manager dengan suara yang dibuat setegas mungkin untuk memberi kesan bahwa dirinya masih bisa dipercaya untuk mengontrol Secret Number. Sejauh ini, dirinya memang melakukan yang terbaik, meski akhirnya dia kesulitan mempertahankan Denise, itu adalah kegagalan terbesarnya dan dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya dengan mengulangi kesalahan, oleh karena itu dia berusaha untuk membangun kembali kepercayaan petinggi Vine terhadap kinerjannya. Sang manager sudah memantaskan diri untuk bertindak lebih profesional lagi untuk kali ini, hal itu ditunjukkan dengan membuat aturan-aturan baru di jawdal harian para member, bahkan menyangkut masalah pribadi gadis-gadis itu.
Mendengar penuturan sang manager pupuslah harapan Soodam seketika, raut wajahnya langsung berubah datar dan sedikit mencabikkan bibirnya. Sedangkan yang lain terkekeh melihat bagaimana Soodam menjadi badmood.
"Maaf, saya ingin beratanya dengan point penggemar, apa maksudnya membatasi interaksi dengan penggemar ? Sedangkan jadwal kami di sini cukup padat yang melibatkan penggemar" Pertanyaan itu datang dari si mata kucing Jinny.
Sang Vice CEO mengangkat sebelah tangannya memberi kode kepada manager-nim agar tidak berbicara karena dia sendiri yang akan menjelaskannya.
"Saya akan menjelaskannya, karena itu saya sendiri yang membuatnya", laki-laki yang memiliki perwakan cukup atletis itu kini mencondongkan badanya hampir menempel pada pinggiran meja, bahasa tubuhnya menunjukkan dirinya akan berbicara serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine #3 [Hug and Tears]
FanfictionMendapatkan restu keluarga Dita tidaklah mudah, apa lagi Jinny hanya bisa menjanjikan cinta untuk seorang Dita Karang. Latar belakang keluarga yang memiliki darah keturunan dengan kasta tinggi membuat semua menjadi semakin sulit. Hukum sosial, norma...