***
Secret Airlines Studio
1..
2...
3...
4...
5...
Cut
Suara barito dari co-produser Secret Airlines memberi kode camera off dihitungan kelima. Syuting perdana berjalan lancar tanpa hambatan. Suara riuh dari staff pun menggema karena acara mereka berjalan sesuai rencana. Meski audience hanya bisa hadir secara online, namun tidak mengurangi semangat para bintang tamu di episode 1 Secret Airlines.
Senyum lebar produser SA menyambut Jinny dan Minji yang turun dari panggung. Uluran tangan untuk menjabat tangan keduanya disambut hangat dengan balasan senyum tak kalah lebar dari keduanya.
"Terima kasih, kalian luar biasa" ucapnya dengan bangga.
"Kami hanya bekerja sesuai dengan arahan" Balas Jinny malu-malu.
"Terima kasih juga memberi kami kepercayaan, ini acara yang menyenangkan dan saya senang karena partner saya adalah Jinny unnie" Sambut Minji dengan senyum tak kalah lebar.
Jinny hanya bisa tersenyum lirih mendengar Minji yang berusaha menarik perhatiannya sedari awal. Kecanggungan sempat tercipta di antara keduanya, tapi demi profesionalisme Jinny mengenyampingkan masalah mereka.
Kemudian dia mengingat sang kekasih yang tidak bisa menemaninya, mungkin sekarang sedang di bandara menjemput orang tuanya. Jinny hanya bisa menghela nafas berat. Namun, matanya teralihkan oleh box yang disiapkan sang kekasih. Jinny tersenyum simpul mengingat gadisnya begitu manis menyiapkan cookies untuknya.
Tapi, belum juga Jinny beranjak dari tempatnya, tangannya ditahan oleh Minji. Jinny akan menepis, tapi dia melihat kehadiran orang tua Minji, sehingga pergerakannya diurungkan.
"Jinny-ssi...terima kasih banyak telah membimbing Minji dengan baik, kami sangat tersanjung dengan kebaikan hatimu" Appa Minji mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Jinny yang disambut dengan cepat oleh Jinny.
"Sesekali datanglah ke rumah, kami akan memasak banyak. Minji tidak salah mengidolakanmu, kamu sangat baik dan pemurah. Teruslah bimbing dia dan di sampingnya, karena Minji masih malu-malu" Tambah Eomma Minji meraih tangan Jinny untuk dijabatnya.
"Ah itu sudah menjadi kewajiban sebagai teman dan kami adalah keluarga sekarang" Jawab Jinny canggung.
"Benar, mereka sekarang keluarga, jadi saling menyayangilah kalian" Appa Minji masih terlihat bersemangat, mereka seakan mendapat teman yang tepat untuk sang anak, sedang Jinny hanya tersenyum canggung.
Sambil mendengar orang tua Minji yang belum juga berhenti memuji dia dan sang anak, matanya mencari keberadaan orang tuanya yang berjanji akan datang, ah tentu saja untuk menyelamatkannya juga dari kepungan orang tua Minji.
Ekor matanya menemukan dua orang yang ditunggu sedang berbicara dengan producer, Tuan dan Nyonya Park. Dibalut setelan yang tidak terlalu mencolok, dua orang yang masih dalam pandangan Jinny semakin begitu asyik berbalas kata, wajah ceria mereka tidak bisa terbendung. Jinny hanya bisa berharap dua orang itu bisa menyelamatkannya dari suasana canggung saat ini.
Pada akhirnya mata Nyonya Park bertemu dengan mata Jinny, meski tidak mengatakan sepatah kata, tapi mata mereka seakan berbicara, eomma tolong aku mata Jinny seperti berteriak.
Nyonya Park menyunggingkan senyumnya karena mengerti arti tatapan sang anak. Maka, dengan sopan dia menyela obrolannya dengan sang producer.
"Maaf, obrolan ini terlalu menarik, tapi saya belum menyapa anak sendiri, jika berkenan biarkan saya menyapanya dulu" Tungkas Nyonya Park begitu sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine #3 [Hug and Tears]
FanficMendapatkan restu keluarga Dita tidaklah mudah, apa lagi Jinny hanya bisa menjanjikan cinta untuk seorang Dita Karang. Latar belakang keluarga yang memiliki darah keturunan dengan kasta tinggi membuat semua menjadi semakin sulit. Hukum sosial, norma...