i n k a . 38 - end

349 21 3
                                    

Happy Reading 🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading 🥀

Melupakan kenangan yang pernah mereka berdua jalin bukanlah hal yang mudah bagi Inka. Alih-alih menghubungi sang kakak yang berpesan untuk menelepon jika sudah selesai dengan urusannya, ia memilih berjalan kaki untuk kembali ke rumah. Sudah setengah jam ia berjalan menyusuri jalanan tanpa arah karena pikirannya kosong. Dirinya masih belum menyangka hubungan yang dari dulu ia jaga akhirnya kandas secepat ini, ia masih belum memiliki persiapan apapun.

Apakah ia mampu untuk bertahan? Apakah ia bisa memulai kehidupan tanpa Alan yang kini tak akan lagi mengisi hari-harinya? Apakah ia bisa melupakan segala kenangan yang pernah mereka lewati bersama?

Ibarat kata dirinya adalah kanvas dan Alan adalah tinta yang siap mewarnai hari-hari kosong yang ia miliki. Sekarang ia akan kehilangan tinta itu. Tinta yang selalu mengisi kehidupan penuh luka miliknya. Tinta yang selalu menghibur dirinya jika sedih. Tinta yang menghiasi setiap momen yang ia miliki.

Tanpa ia sadari kini kakinya melangkah hingga sampai di tempat pertama kali ia bertemu dengan sang mantan yang belum genap sejam ia putuskan. Inka duduk di ayunan taman menyisir segala sudut dengan matanya, akan ia simpan semua peristiwa yang terjadi walaupun berakhir menyesakkan. Kelibatan kilasan masa lalu membuat air mata Inka menetes tanpa ia sadari. Kenangan indah yang ia lewati bersamanya tak akan mudah untuk dilupakan. Setiap peristiwa akan selalu melekat di hatinya walaupun Alan seringkali mengecewakannya.

"Lo yang namanya Inka kan?" tanya seorang laki-laki dengan seragam putih abu khas anak SMA yang terlihat berantakan sekali. Inka juga melihat ada lebam di pelipis sebelah kirinya. Cowok ini terlihat habis dipukulin atau lebih tepatnya tawuran maybe.

Inka masih menatap cowok asing di depannya ini, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ia dihampiri cowok urakan macam preman, "eh iyaa ke..napa ya?"jawabnya kebingungan soalnya baru pertama kali lihat juga.

Tanpa berbicara cowok itu menyodorkan sebuah kalung dengan aksen detak jantung yang didalamnya ada ukiran namanya."EH KOK KALUNG GUE ADA DI LO?! LO MALING YA!!" tuduh Inka yang merasa kehilangan kalung tersebut sekitar dua minggu yang lalu. Ia merampas kalung tersebut dan memastikan jika benar itu miliknya. Sudah ia cari dari kemarin dan belum ketemu. Kemudian ia pukul tubuh cowok asing itu hingga terjatuh di tanah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang