"BUKA PINTUNYA!!"
Nani terus-terusan memberontak, dia tidak ingin pergi dengan Ayah tirinya yang mesum itu. Menendang pintu mobil dengan kuat, tapi tidak ada hasil apapun, justru Gerald mempercepat laju mobilnya. Nani sangat bingung dan ingin sekali pergi menjauh dari Gerald.
Merasa sedikit aman, Gerald melirik Nani yang duduk dengan tenang di sampingnya. Tidak seperti awal berangkat tadi. Ada apa dengan anak tirinya itu?
"Sudah lelah?" tanyanya.
Nani memang tidak beraksi apapun karena percuma saja dia tantrum tapi tidak berguna, yang ada tenaganya bisa habis dengan sia-sia. Dalam sikap diamnya, Nani sedang menyusun rencana untuk kabur dari Gerald.
"Sejak kapan lo suka gue?"
Gerald terkejut mendapati pertanyaan mendadak seperti itu dari Nani. "Kok bahasanya begitu?"
"Jawab aja, Monyet!"
Apa itu sopan santun pada yang lebih tua? Tidak berlaku jika orang tua bersikap kurang ajar seperti Gerald. Nani tidak perlu takut, dia harus yakin pasti ada cara untuk terlepas dari genggaman Gerald.
"Sejak kamu tumbuh dewasa, wajah dan tubuh kamu itu membuat saya bergairah."
Nani ingin sekali muntah mendengar hal mesum itu. Dia berusaha tenang untuk tidak takut pada Gerald.
"Ternyata lo orang gila."
"Ya karena tubuh kamu buat saya gila. Saya ingin segera mencicipinya, Nani."
Sekujur tubuh Nani merinding, dia sebenarnya sangat takut tapi jika memperlihatkan ketakutannya, hal itu membuat Gerald semakin senang dan bertenaga. Rasanya mengerikan sekali, apalagi tidak ada satupun orang lain yang bisa membantu Nani terlepas dari pria tua mesum itu.
Nani juga sangat yakin dengan kecelakaan yang menimpa Ibunya. Semua itu pasti ulah Gerald, karena pria itu sangat gila dan nekat.
"Bangsat!" umpat Nani. Dia melotot galak ke arah Gerald karena tangan Gerald menyentuh paha miliknya.
Nani memamerkan kepalan tangannya pada Gerald, mengancam Gerald agar tidak main-main dengan tubuhnya. "Jangan sekali-kali lo sentuh tubuh gue!"
Gerald justru tertawa, lucu saja melihat reaksi Nani yang ketakutan. Dia tidak sabar ingin menjilati seluruh tubuh Nani, membuat Nani mendesah nikmat karena penis besarnya.
"Seluruh tubuh kamu akan saya sentuh, Nani Dirgantara."
"Dalam mimpi lo!"
Nani memalingkan wajahnya ke jendela mobil, dia juga merapatkan dirinya pada pintu mobil, tidak ingin dekat-dekat dengan pria tua mesum yang menjadi ayah tirinya itu. Astaga! Sebenarnya rasa takut Nani mulai menyelimuti tubuh mungilnya, apalagi mengingat jalanan rumahnya semakin dekat. Semoga saja ada keajaiban yang membuat Nani terlepas dari Gerald.
Nani juga sangat mengkhawatirkan keadaan Dewa. Bocah tiang itu pasti sedang kesakitan karena pukulan Gerald yang sangat kejam. Bahkan Dewa sampai tidak sadarkan diri tadi.
"Sorry kalo gue gak tau diri, tapi gue berharap lo tolongin gue kali ini, Dew."
Harapan besar Nani adalah kehadiran Dewa yang akan membantunya dan Dewa dengan kesadaran penuh akan mewujudkannya.
"Nani diculik sama Om mesum itu!"
Daisy yang dengan sabar mengobati luka di wajah anaknya itu menghela napas dalam, dia juga tahu kelakuan bejat seorang Gerald, tapi tetap saja tidak ada bukti kuat bahwa Nani diculik. Jika dilaporkan pada polisi juga, tidak akan ada yang percaya apalagi itu Ayah tirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap [ end ]
Teen FictionKebahagian Nani untuk tinggal bebas dari tuntutan orang tuanya sejak lama, sirna hanya dalam kedipan mata. Semua itu karena Nani terpaksa satu atap dengan musuhnya di sekolah. Ketua osis yang sangat menyebalkan telah menjadi roommate-nya. Dewa Prak...