4

4.7K 514 19
                                    

LANGIT terlihat lebih mendung dari biasanya, hembusan angin pada sore itu pun terasa menusuk kulit. Hawa dingin tidak bisa di hindari, bahkan hujan deras mengguyur sebagian wilayah di Ibukota. Sebab itu, efeknya berada di sekolah Nani. Dimana pada hari itu, langit sangat gelap dan terlihat ingin memuntahkan muatannya: air hujan.

"Njir, langitnya gelap banget."

Itu komentar Sammy yang tengah memperhatikan gelapnya langit melalui kaca jendela kelas.

"Iye kayak kehidupan lo, Sam." Brian menyahut, bermaksud mengejek temannya itu.

"Yang penting idup daripada kejebak prenjon."

Salah besar bagi Brian, menjadikan Sammy bahan ejekannya. Karena perempuan itu terlalu kuat untuk di kalahkan, apalagi dari segi menistakan. Sammy bukan sembarang perempuan!

"Skip anjing!"

Sammy tersenyum setan, anak itu tidak mudah di perintah. "Prenjon kok sama jenis."

Brian menatapnya tajam, seolah memperingati Sammy untuk memberhentikan mulut bebek nya itu. "Bau taik mulut lu, Sam."

Sammy tertawa, merasa puas karena Brian mati kutu di tangannya. "Masa sih?"

"Eh, Tu beneran di tolak sama Dew?" tanya Brian, mengalihkan topik pembicaraan.

Sammy langsung excited mendengar pertanyaannya. Dia sibuk menjelaskan secara detail pada Brian.

".... gitu anjrit! Menurut lo, Nani ngomong apa sampe Dew nolak spek Tuti dengan gampangnya?"

"Di kasih sosis mungkin?" sahut Brian, asal.

"Es krim magnum sih kayaknya." Mega menyambar begitu saja. Hal itu membuat perhatian kecil mengarah padanya.

"Tahu darimana Nani ngasih Magnum ke Dew?" tanya Brian, penasaran.

"Itu lagi makan es krim magnum!" tunjuk Mega, dia hanya menyimpulkan.

Sammy geleng-geleng kepalanya, tidak habis pikir dengan sikap Nani yang justru sangat bersantai padahal sedang menjadi pusat perhatian satu sekolahan.

"Woy, beli es krim kagak bagi-bagi."

Nani meliriknya malas, dia tidak perduli hal itu. Lagipula es krim itu pemberian fans fanatik-nya. Jadi, Nani tidak terlalu dikatai anak kecil ketika membeli es krim karena es krim itu bukan dia yang membelinya.

"Bukan gue yang beli," jawabnya.

"Terus saha?" tanya Mega.

"Inisialnya Dew." sahut Nani, tetapi tidak ada selang beberapa menit pun dia langsung tersedak es krim yang tengah di mulutnya.

"ANJING GUE BARU NYADAR DEW!"

Sammy dan Brian tidak kuat menahan tawanya, mereka tertawa begitu puas melihat kebodohan Nani yang sangat kritis itu. Dia benar-benar butuh donor kewarasan.

"Ngakak bangsat! Inisialnya Dew, goblok banget."

Brian mengangguk setuju, bahwa kebodohan Nani sangat di luar angkasa. Sepertinya anak itu sangat excited dibelikan es krim sampai-sampai tidak sadar dengan nama Dewa Prakarsa.

"Sial! Gue gak akan mau ngambil pemberian Dewa."

"Es krimnya udah abis, kontol!" Brian memukul tenguk belakang leher Nani, sampai anak itu mengaduh kesakitan.

"Gue kasih bentuk taik, beres 'kan?"

"Jangan deh, takut lo gak perawan lagi." balas Sammy, berpura-pura prihatin.

Satu Atap [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang