• 5

259 48 1
                                    

[name] memakai kembali jas hitamnya setelah semua iblis berhasil mereka musnahkan. Iblis kalajengking itu lumayan sulit untuk ditaklukan dan memerlukan waktu yang lama untuk bisa memotong ekor beracunnya.

"[name] melapor dari lapangan, kami sudah berhasil mengatasi iblis di sektor 4, laporan selesai."

Denji merenggangkan tangannya, satu pekerjaan melelahkan akhirnya selesai dan dia bisa menikmati hari liburnya besok. Perutnya sudah meminta untuk diisi sekarang. Mungkin saat dia pulang dia bisa berhenti di minimarket nanti.

"Kau sudah selesai dengan urusanmu? Aku ingin segera kembali dan makan." [name] masih memasang wajah datarnya kemudian berbalik pergi. Denji mengikutinya di belakang.

"Kita harus menemui Makima-san terlebih dahulu, ingat?" Denji mengangguk, dia tahu soal itu. Lagipula mana mungkin dia melupakan sesuatu tentang Makima?

"Aku tahu itu. Mungkin saja dia akan menaikkan pangkatku sehingga kita bisa bekerja bersama suatu saat nanti."

Denji terdengar bersemangat jika itu menyangkut dengan Makima. Laki laki ini benar benar dimabuk cinta dengan perempuan itu.

"Jangan berharap terlalu tinggi, mana mungkin kau bisa menyainginya dengan perasaan bodoh itu."

"Hei! Itu normal untuk laki laki manapun mencintai seorang wanita cantik! Lagipula dia pernah menyelamatkan nyawaku jadi aku berhutang budi padanya."

Berhutang budi menjadi anjing yang menuruti segala yang dia katakan? Cukup adil. Lagipula dia tahu Makima tak akan sudi posisinya diduduki oleh orang lain.

"Kau benar benar dibuat buta oleh perasaanmu." Denji tak ingin menjawab kata kata rekan barunya. Perasaannya pada Makima sudah tak bisa diganggu gugat lagi.

Seketika Denji terpikirkan sesuatu, jangan bilang perempuan ini--

"Kau cemburu dengan Makima-san karena disukai oleh banyak orang?" Langkah [name] terhenti. Cemburu, ya? Bukan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya pada Makima.

"Tidak. Aku hanya terkejut dia menyukai laki laki berumur 16 tahun yang bahkan belum cukup umur untuk menyentuh dada seorang wanita."

"Kau sama menyebalkannya seperti Power. Lagipula dia sudah berjanji padaku jika aku berhasil mengalahkan Gun Devil, dia akan mengabulkan permintaanku jadi kurasa itu adil."

[name] hanya bisa menghela nafas mendengarnya, rasanya perempuan itu sudah terlalu jauh mencuci pikiran anak polos ini.

*********

"Terima kasih karena sudah bekerja dengan baik hari ini. Aku tahu kalian bisa menjadi rekan kerja yang baik. Aku akan mengabari kalian untuk misi selanjutnya." Denji nampak bersemangat setelah mendengarnya. Tentu dia akan melakukan yang terbaik untuk Makima.

"Oh, [name]-chan. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu. Denji-kun, kau bisa pergi." Kenapa bukan dia yang Makima ajak berbicara saja? Kenapa harus senior garangnya?

Tak memiliki pilihan lain akhirnya Denji pergi dari ruangan, meninggalkan [name] dan Makima di dalam. Hawa ruangan seketika terasa lebih mencekam dari sebelumnya.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya [name] langsung pada topik. Dia tak ingin berlama lama disini. Dia bisa melihat senyuman Makima yang membuatnya memiliki firasat buruk.

"Aku dengar dari Kishibe bahwa kau adalah murid terkuatnya. Cukup mengagumkan jika kau bertanya padaku. Jadi aku ingin kau bergabung dengan divisi khusus. Tentu kau tugas utamamu adalah untuk mengawasi Denji. Aku yakin kalian bisa menjadi partner yang hebat jika kalian saling mengerti satu sama lain."

Secret [Denji x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang