• 6

241 47 0
                                    

Denji bangkit kembali setelah menerima ciuman dari sepatu yang dikenakan [name]. Power menyerang [name] dengan panah yang sudah ia siapkan di atas pohon namun reflek perempuan itu bisa dibilang sama seperti seniornya.

Disaat [name] sibuk menghindari setiap panah, Power dan Denji datang untuk menyergap [name] secara bersamaan dari samping.

Mereka mengayunkan senjata mereka secara bersamaan namun [name] segera membungkuk, mengeluarkan belatinya dan mulai menusuk abdomen mereka.

Power berusaha menahan pendarahan yang diakibatkan oleh tusukan itu sementara Denji mengeluarkan belati yang [name] berikan padanya beberapa hari yang lalu dari lengan bajunya.

Belati itu ia ayunkan tepat di hadapan wajah [name], berhasil mengenai salah satu pipinya hingga menimbulkan luka sayatan disana.

Dengan tangannya, [name] menghantam kepala Denji ke bawah, membuatnya sekali lagi mencium tanah basah.

"Kukira kau sudah membuang belati itu." Ucap [name] memperhatikan kedua manusia iblis itu kini terkapar di atas tanah. Tangannya mengeluarkan sekantong darah segar dari jasnya.

"MILIKKU!" Power langsung menyambar kantong tersebut namun Denji tak ingin jatah darahnya dihabiskan oleh si iblis darah.

[name] memperhatikan bagaimana keduanya berebut sebelum suara yang familiar di telinganya terdengar.

"Bersenang senang?" Kishibe berjalan mendekatinya tak lupa dengan flask di tangannya.

"Kau bilang kau tak akan melatih mereka hari ini."

"Aku tak mengatakan kau bisa menggantikanku untuk melatih mereka."

Keduanya duduk di bawah pohon semetara Denji masih sibuk mengejar Power yang membawa kabur kantong darah itu.

"Kau sudah memutuskan pilihanmu?" Tanya Kishibe memutus keheningan. [name] masih tak yakin dengan pilihannya kemarin mengingat Makima yang juga menawarkannya untuk berubah pikiran.

"Ya." Kishibe meminum minumannya, menunggu [name] melanjutkan perkataannya. Dia masih dapat melihat wajah bingung itu dengan jelas.

"Aku mengikuti divisi khusus sekarang." Sebuah jawaban yang berhasil membuat Kishibe tertegun. Dia tak menyangka [name] yang notabenenya seorang pembunuh penyendiri akan menerima tawaran itu.

"Jadi, kapan misi khusus ini dimulai?" Tanya [name] pada Kishibe. Dia tahu ini terlalu mendadak, tapi dia tahu muridnya yang satu ini dapat diandalkan.

"Besok."

"Besok?!"

"Kita akan mengepung markas mereka. Biro mengirim beberapa anggota Devil Hunter lain tapi berhati hatilah, mereka bukan manusia. Mungkin anggota manusia yang dimasukkan ke divisi ini hanya kau, aku, dan Aki."

Mendengar nama Aki seketika membuatnya terdiam. Rasanya sudah lama dia tak bertemu laki laki itu lagi semenjak memutuskan untuk bekerja seorang diri.

"Kau masih mengingatnya, huh?"

"Kau yang mengenalkannya padaku, ingat? Seorang anak yang memiliki tekad kuat untuk membunuh Gun Devil, dia gila." Kishibe mengerti, tak biasanya seorang anak datang padanya untuk bergabung menjadi anggota devil hunter.

"Kau yakin kau benar benar menerima tawaran itu?"

"Kau terdengar seperti Makima-san sekarang."

"Aku tak peduli apa pun pilihanmu. Kau masih memiliki waktu untuk berubah pikiran. Aku menunggumu di kantor biro besok."

************

Hari besar yang telah ditunggu tunggu akhirnya datang. [name] keluar dari mobilnya bersama dengan anggota yang lain. Dia bergabung dengan Denji, Power, dan Kobeni.

Secret [Denji x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang