• 7

237 45 4
                                    

[name] berhenti di dekat bangkai kereta yang menjadi saksi pertarungan Denji dan Katana Man. Disana, dia dapat melihat Denji yang kini berdiri tanpa seragam putihnya di hadapan Katana Man.

[name] bahkan kehabisan kata kata sekarang, bagaimana laki laki ini bisa mengalahkan hybrid itu sendiri?

"Oh, kau disana rupanya. Lihat? Aku berhasil menghajarnya sampai dia kewalahan." Denji nampak puas dengan hasil jerih payahnya. Kedua tangan laki laki itu kini terikat di belakang tubuhnya.

"Ngomong ngomong, kenapa kau kemari? Bukankah anggota yang lain akan segera meninggalkan markas mereka?"

Benar juga, kenapa dia datang kemari dia tak ditugaskan untuk membawa Katana Man pada biro juga. Entahlah, terkadang dia bingung mengapa tubuhnya selalu bergerak sendiri tanpa ia sadari.

"Memastikan semua baik baik saja." Jawab [name] asal. Denji ber-oh ria dan memperhatikan kembali laki laki itu mulai terbangun.

"Oh, kau sudah bangun?" Denji mendekati laki laki itu (plis kasih dia nama). Dia menggeram kesal melihat wajah mereka berdua.

"AKAN KUBUNUH KALIAN BERDUA!" Teriaknya.

"Oi, jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku tapi jangan melibatkannya. Itu pun jika kau dapat membunuh kami. Gara gara kau, dunia kehilangan satu wanita cantik. Tapi kau hanya akan mendekam di penjara dan itu membuatku tak puas."

[name] masih memperhatikan keduanya, kabar mengenai kematian Himeno sempat sampai ke telinganya dan jujur saja, dia juga tak bisa menerimanya mengingat mereka pernah bekerja sama sebagai partner sementara.

"Itu berarti dia akan hidup di dalam sel tahanan tanpa rasa penyesalan sama sekali." Tambah [name].

"Bingo... Tentu aku tak bisa membiarkan dia hidup tanpa rasa penyesalan setelah apa yang dia lakukan."

"Heh, memang apa yang bisa kalian lakukan? Kalian hanya anjing yang tunduk pada biro."

Terpikirkan sesuatu, Denji menarik senyuman lebarnya. Sepertinya ide ini cukup menarik.

"Bagaimana dengan kita mengadakan turnamen?"

"Turnamen?" Aki datang menghampiri keduanya.

"Oh, kau datang di saat yang tepat."

"Disini Hayakawa dari Divisi 4. Target sudah berhasil ditangani di rel kereta api di depan menara jam. Mohon kirim bantuan." Selesai melapor, Aki kembali fokus pada buruan mereka.

"Kau ingin bergabung dengan kami? Turnamen ini akan menyenangkan." Aki dan [name] berbagi ekspresi yang sama bingungnya.

"Apa yang kau maksud?" Tanya [name].

Keduanya mengalihkan perhatian mereka ke arah Katana Man saat Denji menunjuknya.

"Dia adalah orang yang menembak Himeno-senpai, bukan? Jadi aku mengadakan sebuah turnamen. Kita akan bergantian menendang 'bola' miliknya secara bergantian. Orang yang mendapat teriakan paling kencang dia lah pemenangnya."

Memang terdengar gila dan cukup sadis tapi kelihatannya [name] tertarik untuk bergabung. Lagipula menendang sesuatu itu menyenangkan, bukan?

Melihat 'partner'nya, Aki hanya bisa menghela nafas panjang. Menyiksa laki laki ini bukanlah bagian tugasnya.

"Kenapa? Kau tak akan bergabung?"

"Tugas kita adalah untuk menangkapnya, ingat? Bukan untuk menyiksanya agar kita merasa baikan. Himeno-senpai tak senang dengan itu."

". . . Begitu." Denji mengerti, berarti hanya dia yang-

"AAAAAAARRRRGGGGHH!!"

Keduanya seketika melihat [name] yang telah menendang masa depan milik buruan mereka. Senyuman lebar tertera di wajah Denji saat melihat ada orang yang tertarik untuk bergabung.

Secret [Denji x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang