"Jadi, bagaimana kencanmu kemarin dengan Makima-san?" Denji yang sedari tadi melamun akhirnya sadar setelah menabrak tiang listrik di depannya. Ia meringis kesakitan sementara [name] yang ada di belakangnya hanya menggelengkan kepala.
"Huh? Apa? Kau mengatakan sesuatu?"
"Aku bilang kau bisa pergi sekarang dari hadapanku."
Mendengarnya membuat Denji memasang wajah cemberutnya, lagipula sekarang adalah gilirannya untuk berpatroli bersama Beam. Kenapa seniornya harus ikut juga?
"Hari ini jadwal patroliku, kenapa kau mengikutiku?" [name] terdiam sejenak. Benar juga, kenapa dia harus mengikuti Denji hari ini-
"Makima-san memintaku untuk mengawasimu." Denji ber-oh ria, sebenarnya di dalam hatinya dia sama sekali tak keberatan dengan kehadiran [name]. Justru sekarang dia ingin bekerja dengan [name] setiap saat.
Dia juga senang Makima memasangkan dirinya dengan [name]-sial, sekarang [name] berhasil mengambil alih pikirannya.
Di sisi lain, [name] menghela nafas kemudian berhenti berjalan. Mungkin ini saatnya dia berhenti mengikuti Denji.
"Aku akan kembali ke biro untuk melapor. Sisanya aku serahkan padamu." Mendengarnya membuat Denji segera berbalik, menatap [name] yang berjalan menjauh darinya.
"Hu-huh? Hei! Tugasmu belum selesai disini!"
"Sudah kubilang tugasku hanya mengawasimu hari ini dan tugasku sudah selesai. Aku ada di biro jika kau mencariku."
"Kau harus mengawasiku sampai patroliku selesai."
[name] berjalan begitu saja, tak mengindahkan kata kata Denji. Meski begitu Denji tak ingin kalah dan memasang pose yang sama seperti Aki yang memanggil Iblis Rubah. Atensinya terfokus pada [name] yang hendak berbelok di pertigaan.
"BEAM!"
"WOAH-..." Kaki [name] disergap oleh Shark Fiend dari belakang, membuatnya terpaksa harus mencium trotoar.
"Kerja bagus, Beam!"
"Terima kasih, Tuan Chainsaw!"
********
"Kubilang tugasku sudah selesai, lepaskan aku sekarang." Keluh [name] yang berjalan di samping Denji dengan Beam yang mengawasi di belakang, bersiap menahan kakinya lagi jika dia berniat untuk pergi melarikan diri.
"Tidak, tugasku belum selesai yang berarti kau juga belum selesai mengawasiku."
"Urgh… kenapa kau sangat ingin diawasi olehku, kau bilang aku seniormu yang paling menyebalkan."
"Aku belum pernah mengatakan itu."
"Pernah."
"Kapan itu?"
"Kau hanya melupakannya." [name] membuang pandangnya, dia menyesali pilihannya. Seharusnya dia tetap berada di biro mengingat tak ada misi yang dikhususkan untuknya sekarang.
"Aku ingin kembali…" Denji menatap wajah murung seniornya karena telah disandera oleh dirinya dan Beam. Kemarin dia membuat perempuan itu tersenyum, sekarang dia membuatnya kehilangan semangat hidup.
"Kita bisa kembali setelah pekerjaanku selesai. Ingin berhenti di kafe kemarin?"
"Aku tak membawa uang sekarang. Biarkan aku kembali ke biro dan mengambil gajiku terlebih dahulu."
"Aku masih memiliki uang saku sisa. Kurasa cukup untuk membeli secangkir kopi."
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Hm?"
"Kau tak akan membeli apa pun? Kau mungkin kelaparan sekarang ini."
"Hu-huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret [Denji x Reader]
Fanfiction"Maksudku, kita sudah resmi menjadi partner sekarang. Rahasiamu aman di tanganku" "Sejak kapan aku setuju menjadi partnermu?" "umm... Tahun lalu?" "Aku baru melihat wajahmu bulan lalu" Chainsaw Man © Tatsuki Fujimoto Story by Me!