MHA | 10

282 27 10
                                        

"Hei ubur-ubur, aku bertanya."

Entah kurang kerjaan bagaimana lagi yang membuat Sanzu sejak tadi terus mengintili ubur-ubur manis di depannya itu dari ruang makan sampai ke kamar.

"Ck, berhenti mengoceh Pinky! Angkat saja telpon mu yang terus berdering sejak tadi, itu sangat mengganggu," sungut Rindou akhirnya bersuara setelah sekian abad mendiamkan manusia bernama Sanzu itu.

"Akhirnya kau mau bicara, tunggu sebentar aku akan--"

Gubrak!

"Bocah ubur-ubur gila!" maki Sanzu yang nyaris mencium pintu kamar Rindou.

Sanzu berniat mengangkat panggilan masuk dari Mucho yang sudah dapat ia pastikan itu soal pekerjaan, dan menyuruh Rindou untuk menunggu karena ada hal yang ingin ia bicarakan dengannya sejak tadi. Namun, belum sempat Sanzu mengangkat teleponnya si 'bocah ubur-ubur' itu langsung membanting pintu kamarnya dengan kasar.

Jika saja itu bukan istrinya mungkin sudah ia cekik bocah lulusan SMA itu sampai bertukar dimensi. Tapi untunglah Sanzu tidak sejahat itu.

Mereka baru saja selesai makan malam bersama. Selama berkumpul di satu meja makan hanya Rindou yang tak bersuara sedikitpun, tak hanya itu bahkan sekedar menatapnya pun tidak. Sejak pulang joging pagi tadi Rindou terlihat menjauhinya, entah hanya perasaannya saja, ia tidak tahu.

Jadi Sanzu memutuskan untuk bertanya langsung, ia bahkan sampai rela menjatuhkan harga dirinya yang biasa terlihat angkuh dan paling anti memohon demi membujuk Rindou agar mau berbicara lagi dengannya.

Tidak tahu dari mana rasa pedulinya itu muncul, biasanya pun jika Rindou berbicara akan berakhir adu mulut dengannya. Tapi entahlah, Sanzu seperti merasa ada yang janggal jika Rindou tidak menyahuti perkataannya.

Dengan sedikit kesal Sanzu menggeser tombol hijau pada layar ponsel dan mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Akhirnyaa kau menjawab telfonku juga Haru, dari mana saja ka--"

"BERISIK! INI SEMUA SALAHMU!"

Tuuutt.. tuuutt.. tuutt.

Entahlah mungkin Sanzu akan dicaci maki Mucho dan produsernya besok saat tiba di kantor.

Ya begitulah pada akhirnya Sanzu yang akan kembali dengan watak tolol bawaannya karena tidak berhasil membujuk 'bocah ubur-ubur' yang ia maksud itu.

Sanzu kembali berbalik hendak mengetuk pintu kamar Rindou dan sialnya di saat yang bersamaan Rindou membuka pintu kamarnya, alhasil Sanzu malah mengetuk dahi Rindou cukup keras karena terbawa emosi tadinya.

Rindou sontak meringis kuat sembari mengusap-usap dahinya yang memerah. Sanzu yang juga kaget segera menarik Rindou kembali masuk ke dalam dan mengunci pintunya rapat-rapat, harap-harap tidak ada yang mendengar teriakkan Rindou barusan.

Bukan apa, hanya saja dengan kehidupannya yang seperti saat ini bukan hal mustahil jika publik terus memantau keluarganya 24 jam. Belum lagi mengenai Sanzu yang akhir-akhir ini ketenarannya tengah naik daun, kebanyakan netizen pasti sedang gencar-gencarnya mencari celah keburukan tentang dirinya.

Kan nggak etis kalo tiba-tiba saja kedua pasangan muda ini kembali viral karena isu dugaan kasus kdrt setelah satu bulan menikah.

"Sialan! Kenapa kau mengetuk dahiku?!" maki Rindou menepis tangan Sanzu yang hendak modus dengan so²an menyentuh keningnya.

"Tidak sengaja, tch! Lagipula salahmu juga kenapa tidak bilang jika akan membuka pintunya, aku kan tidak tau," dengus Sanzu tak kalah sewotnya. Bukan Sanzu namanya kalau semudah itu untuk mengucapkan kata 'maaf'.

My Heart Actor (sanrin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang