MHA | 07

195 27 0
                                    

Sabtu pagi yang cerah. Rindou duduk sejenak beristirahat di teras belakang sembari merenggangkan otot-ototnya selepas melakukan perkejaan rumah yang cukup melelahkan.

Yap, seorang Rindou melakukan pekerjaan rumah.

Jika dilihat-lihat sepertinya pekerjaan yang dilakukan Rindou bahkan lebih berat dibandingkan tugas para pelayan di kediaman Akashi tersebut.

Menjadi menantu layaknya pembantu, seburuk itulah Nyonya besar Akashi memperlakukan Rindou di rumah mereka.

Terhitung hampir satu bulan semenjak Rindou menyandang status istri tuan muda Sanzu Haruchiyo sekaligus menantu pertama keluarga Akashi.

Dan dalam kurun waktu itu juga berita panas yang sebelumnya beredar di media sosial, perlahan lenyap dan kehidupan seorang Sanzu Haruchiyo kini kembali seperti semula. Hanya saja sekarang ia sudah tak pernah terlihat tampil bersama sosok bernama Sano Manjirou a.k.a Mikey lagi di hadapan publik. Justru sebaliknya publik tampak lebih tertarik menyorot sosok Rindou, pemuda desa yang bersanding dengan Sanzu di atas pelaminan mewah bulan lalu itu.

Dimata publik Rindou memang merupakan sosok yang sangatlah beruntung diantara jutaan orang yang ingin menyandang status istri seorang Sanzu sekaligus menantu keluarga konglomerat.

Sangat bertolak belakang dengan kenyataannya yang hanya dipandang sebelah mata oleh keluarga itu sendiri terutama Nyonya besar Akashi yang bahkan sama sekali tidak menganggap Rindou sebagai menantunya.

Sehari-hari nya dia diperlakukan layaknya pembantu bahkan mungkin lebih rendah dari itu. Seakan bertukar posisi dengan para pelayan yang lebih banyak bersantai dibandingkan melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas mereka namun malah Rindou yang mengerjakan semuanya.

Lihatlah, yang dibicarakan sudah datang saja tentunya membawa banyak beban lagi untuk Rindou.

"Kenapa malah duduk? Bukankan saya menyuruhmu menyuci mobil saya? Sudah kamu kerjakan belum? Saya akan memakainya sekarang!" titah Nyonya Akashi yang sudah rapi dengan style nya bersiap untuk keluar.

Rindou yang menyadari si tua galak bau tanah itu datang segera bangkit dari duduknya.

"Sudah, Bu!" balas Rindou sedikit menunduk.

"Hm, saya akan keluar sebentar, pergilah ke dapur dan bantu para pelayan di sana, malam nanti Tuan Akashi akan pulang. Masaklah sesuatu yang sekiranya pantas dijadikan sebagai hidangan pertama menantu Akashi untuk Tuan besar, mengerti? Dan satu hal lagi, jaga image jangan membawa kebiasaan kampungan mu seperti sebelum-sebelumnya! Dan ingat! Jangan sesekali kamu berani membuka mulut atas perlakuan saya terhadap kamu selama ini pada Tuan besar, kau mengerti?!" ancam Nyonya Akashi layaknya tokoh antagonis di drama-drama.

Rindou hanya mengangguk patuh, selain itu ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Di satu sisi ia ingin segera terbebas dari neraka itu dan sangat berharap Nyonya Akashi benar-benar mengusirnya dari rumah itu mungkin hidupnya tidak akan se-menyedihkan ini. Namun, di lain sisi ia ingat akan ancaman Sanzu yang akan merusak nama baiknya jika saja Rindou berani mengajukan perceraian kecuali jika Sanzu sendiri yang melakukannya.

...

"Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?"

Rindou yang baru selesai menyajikan hidangan yang ia masak sontak menoleh, didapatinya 2 orang pelayan yang baru saja datang.

"Kenapa tidak dari tadi kalian bertanya, di saat aku sudah menyiapkan semuanya saja mereka datang, jika saja aku jadi si tua galak bau tanah ataupun si pinky sudah ku pecat para pelayan ini!" maki Rindou dalam hatinya berbanding terbalik dengan wajahnya yang malah menampilkan senyum cerah ala (calon) majikan baik hati.

My Heart Actor (sanrin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang