MHA | 09

208 26 8
                                        

"Ku pikir kau tidak akan ikut karena tidak kuat joging."

Rindou menatap tak bersahabat Sanzu yang berdiri di sampingnya. Kiranya hanya ia dan Senju yang berjoging ternyata ada si pinky dan juga si sulung Takeomi yang juga ikut.

"Awas saja kalau kau pingsan aku tidak mau direpotkan dengan mengangkat mu," cetus Sanzu sekenanya.

"Kau pikir aku selemah itu? Kalau ku mau aku bisa saja menunjukkan koleksi medaliku saat menang lomba lari semasa sekolah dulu ke depan wajah menyebalkan mu itu!" batin Rindou jengkel, namun mulutnya sama sekali tak mengeluarkan suara sedikitpun mengingat Takeomi yang berada di sisi sebelahnya.

Jika saja bukan Senju yang mengajak mungkin enggan rasanya Rindou ikut dengan dua kakak-beradik itu. Bagaimana tidak, Sanzu yang terus mengusiknya sementara Takeomi yang curi-curi pandang menatapnya membuat Rindou risih.

"Let's go!!" komando Senju dengan semangat 45, ia menarik Rindou dari tengah-tengah kedua Kakak laki-lakinya, itu membuat Rindou kembali bernafas lega.

Tanpa sadar sudah sekitar satu jam lebih waktu yang mereka habiskan mengitari taman kompleks yang ramai.

Dengan arahan Senju kini ke-empatnya duduk beristirahat di bawah pohon rindang yang teduh beralaskan rumput tebal layaknya karpet tersebut.

15 menit berlalu, Senju pamit terlebih dulu pergi bersama temannya yang kebetulan juga ikut berjoging di taman kala itu. Kini tinggallah Rindou bersama kedua kakak-beradik yang sangat tidak disukainya ini.

Takeomi terlihat masih memejamkan mata dengan sepasang earphone yang menyumpal telinganya, sementara Sanzu sibuk dengan dunianya sendiri.

Untunglah tidak ada yang membuatnya risih dengan kehadiran dua makhluk disampingnya itu, walaupun situasi yang seperti ini cukup membuatnya jenuh dan sedikit bosan.

Gerakan seseorang di sebelahnya menarik perhatian Rindou untuk menoleh. Terlihat Sanzu yang bangkit hendak pergi entah kemana itu.

Niat hati ingin bertanya kembali Rindou urungkan, toh tak ada gunanya ia bertanya jika sudah pasti jawaban yang akan ia dapatkan hanyalah, "bukan urusanmu."

Perlahan sosok Sanzu mulai menghilang dari jangkauan netra Rindou saat pemuda bersurai pink itu mulai berjalan menjauh meninggalkan sang submissive bersama Kakaknya.

Kalau boleh jujur Rindou sedikit kesal, terkadang pemuda berstatus suaminya itu mampu membuat ia salah tingkah dengan perlakuannya, namun tak jarang pula pemuda itu terkadang membuat ia kesal dengan tingkahnya yang semena-mena dan acuh tak acuh terhadap dirinya.

Apa mungkin benar seorang Rindou mulai jatuh hati dengan sosok Sanzu yang terkenal angkuh tersebut? Itu terlihat jelas dari suasana hatinya yang mendadak mendung saat Sanzu dengan acuhnya pergi meninggalkan dirinya tanpa sepatah katapun.

Rindou menghela nafasnya panjang mencoba menepis jauh-jauh perasaan yang seharusnya sama sekali tak boleh ia miliki terhadap Sanzu yang hanya terikat status kawin kontrak dengannya.

Rindou kini kembali mengedarkan pandangannya mencari objek yang sekiranya dapat membasahi tenggorokan nya yang mulai kering. Tepat di seberang taman bermain khusus anak-anak sana tampak sebuah warung kecil yang menjual minuman serta makanan ringan.

Senyum yang mengembang kembali menghiasi wajah pemuda manis itu, belum lagi persentase rasa senangnya kian meningkat kala menemukan uang dalam saku ajaibnya yang padahal sebelumnya ia tidak bawa uang sepeserpun.

.

"Segar.." gumam Rindou merasakan sensasi dingin kala minuman jeruk dingin itu melewati tenggorokan nya.

My Heart Actor (sanrin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang