MHA | 11

243 26 5
                                        

"Lama, apa dia ketiduran di toilet?" keluh Rindou yang mungkin hampir lumutan duduk diam di teras dengan banyak nyamuk yang mengusiknya. Heran, rumah di tengah kota berasa di tengah hutan, nyamuknya liar melebihi Sanzu.

Rindou yang tadinya sudah semangat 45 saat akan pergi keluar memborong makanan gratis bersama Kakak Iparnya itupun kembali badmood saat dirinya malah harus menunggu Takeomi yang tadinya sih izin ke toilet tapi sampai sekarang dokter muda itu masih belum kembali menampakkan batang hidungnya.

"Ck! Semua orang di rumah ini hari ini sama saja, cuma mau mempermainkanku! Menyebalkan! Kenapa juga aku harus menunggu si sulung Akashi itu kalau memang sebenarnya dia tidak niat mentraktirku, lebih baik aku pergi sendiri saja," putus Rindou, oke full sudah mood buruknya hari ini.

"Nggak Sanzu! Kakaknya! Sama saja, membuat mood ku jadi kacau semua hari ini, huh!" Rindou terus saja ngedumel tidak jelas dengan kaki nya yang sengaja ia hentak-hentakkan seperti anak kecil sambil terus berjalan menuju gerbang keluar. Sampai tak sadar sebuah mobil yang ingin melintas namun terhalang dirinya yang berjalan di tengah-tengah.

Jadilah Rindou nyaris kena serangan jantung kaget saat diklakson mobil di belakangnya.

"Apalagi sih?! Kalau mau keluar ya sudah silahkan sendiri saja sana! Aku bisa jalan kaki sendiri!" maki Rindou yang masih enggan menoleh ke belakang, untuk apa toh itu sudah pasti Takeomi.

"Bocah ini gila ya! Woi, ubur-ubur! Kalau kau berdiri di sana terus bagaimana ceritanya aku akan lewat, hah? Jangan menghalangi jalanku, sudah masuk sana! Sudah kubilang jangan keluar, kau ini batu sekali!" nyolot Sanzu yang lupa diri, dirinya bahkan lebih keras kepala dari Rindou.

Mendengar suara Sanzu, Rindou sontak menoleh. Duh! Ternyata salah orang, itu bukanlah Takeomi melainkan Sanzu yang kini menatapnya sinis bukan main. Karena malu sekaligus sudah ketahuan keluar tanpa seizin Sanzu, Rindou segera menggeser posisinya ke samping hingga mobil Sanzu kembali melintas.

Namun, tak lama setelah memastikan mobil Sanzu benar-benar menghilang keluar gerbang, Rindou pun cepat-cepat menyusul keluar sebelum ketahuan security yang sedang berjaga. Bukan Rindou namanya kalau mau nurut hanya dengan sekali peringatan.

"Mau kemana?"

$hit! Bahkan setelah berhasil mengendap keluar, Rindou lagi-lagi kepergok Sanzu yang ternyata sengaja menunggunya di depan gerbang.

Sisanya terjadilah perdebatan kecil antara mereka dan entah bagaimana bisa akhirnya Sanzu tak lagi menyuruh Rindou kembali ke dalam tapi kali ini memaksa Rindou untuk masuk ke mobil.

"Cepat naik atau aku--"

"Atau apa? Kau mau apa, hah?!"

Merasa Rindou yang memang tidak bisa di perintahkan dengan cara baik-baik akhirnya karena geram Sanzu keluar dari mobil. Dan dengan santainya ia menggulam tubuh mungil Rindou ala karung beras dan memasukkannya ke mobil.

"Pinky gila! Bagaimana bisa orang sepertimu punya banyak fans yang tidak ada hentinya mengagung-agungkan kamu yang jelas-jelas cetakan iblis ini!" caci maki Rindou yang memberontak ingin keluar dari mobil tapi keburu Sanzu mengunci pintu mobil di sebelahnya.

"Kalau aku gila, maka kau lebih gila karena mau-maunya menikah denganku," respon Sanzu segera melajukan mobilnya.

"Sanzu! Kau--"

"Bay the way yang tadi itu masih belum selesai loh. Mau dilanjut sekarang di sini? Mumpung tidak ada yang mengganggu."

Rindou yang ingin lanjut menyumpah-serapahi Sanzu mendadak diam. Bahaya jika lanjut berisik, pikir Rindou.

My Heart Actor (sanrin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang